Selasa 01 Oct 2024 13:38 WIB

Pertamina Patra Niaga Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series

Harga Pertamax Series dan Dex Series disesuaikan mengikuti harga minyak dunia.

Petugas melayani pengendara saat bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax green di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Sebelumnya, SPBU tersebut dikabarkan tidak lagi menjual BBM jenis pertalite, namun berdasarkan pantauan Republika, SPBU dengan nomor kode 34.132.09 itu masih menjual BBM pertalite. Selain itu, SPBU tersebut juga menjual produk BBM jenis terbaru yakni Pertamax Green dengan oktan RON 95 hasil pengembangan dari energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh Worldwide Fuel Charter (WWFC).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas melayani pengendara saat bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax green di SPBU di kawasan Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (13/5/2024). Sebelumnya, SPBU tersebut dikabarkan tidak lagi menjual BBM jenis pertalite, namun berdasarkan pantauan Republika, SPBU dengan nomor kode 34.132.09 itu masih menjual BBM pertalite. Selain itu, SPBU tersebut juga menjual produk BBM jenis terbaru yakni Pertamax Green dengan oktan RON 95 hasil pengembangan dari energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh Worldwide Fuel Charter (WWFC).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian berkala untuk harga BBM non subsidi pada Oktober 2024. Harga Pertamax Series dan Dex Series mengalami penurunan yang berlaku pada 1 Oktober 2024.

Area Manager Communication, Relations & CSR Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicadra saat dikonfirmasi di Banjarmasin, Senin (1/10/2024), menyatakan, harga BBM nonsubsidi terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus dan juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Juga

“Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM nonsubsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulan. Bisa tetap, bisa naik dan bahkan bisa turun, tergantung tren harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. September ini, semua harga BBM nonsubsidi Pertamina mengalami penurunan harga," terang Arya.

Dia menjelaskan, untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian turun harga menjadi Rp 13.550 dari sebelumnya Rp 14.800 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp 12.400 dari sebelumnya Rp 13.250, sementara untuk Dexlite (CN 51) terdapat penyesuaian turun harga menjadi Rp 13.000 dari sebelumnya Rp 14.400.

Selanjutnya, Pertamina Dex (CN 53) harganya menjadi Rp 13.450 per liter dari sebelumnya Rp 14.900. Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 7,5 persen seperti di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Sedangkan untuk provinsi dengan besaran PBBKB sebesar 10 persen seperti di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Utara, penyesuaian turun harga sebagai berikut Pertamax Turbo (RON 98) menjadi Rp 13.850 dari sebelumnya Rp 15.100 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp 12.650 dari sebelumnya Rp 13.550.

Sementara untuk Dexlite (CN 51), terdapat penyesuaian turun harga menjadi Rp 13.250 dari sebelumnya Rp 14.700 dan Pertamina Dex (CN 53) harganya menjadi Rp 13.750 per liter dari sebelumnya Rp 15.200.

“Tidak hanya turun harga, Pertamina Patra Niaga juga memberikan banyak promo dan loyalty program di aplikasi MyPertamina. Selain itu, kami juga terus berkomitmen untuk menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga yang kompetitif di seluruh wilayah Indonesia,” lanjut Arya.

Sebagai sub holding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra Niaga terus berkomitmen untuk menyalurkan energi kepada masyarakat.

“Untuk informasi lengkap mengenai seluruh harga produk Pertamina terbaru, masyarakat dapat mengakses https://pertaminapatraniaga.com/page/harga-terbaru-bbm atau dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center (PCC),” pungkas Arya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement