REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar di Universitas St. Petersburg, Connie Bakrie, menyarankan untuk meningkatkan kemitraan strategis Indonesia-Rusia. Mereka bisa membentuk aliansi yang kuat dan berkelanjutan, untuk meningkatkan keamanan regional, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mendorong stabilitas internasional.
Dikatakan Connied, Indonesia dan Rusia memiliki tujuan bersama untuk memastikan keamanan rute maritim, meningkatkan kekuatan angkatan laut, dan menegakkan stabilitas regional, karena posisi poros penting Indonesia dan kekuatan angkatan laut Rusia yang mengesankan. “Pentingnya kolaborasi ini ditegaskan oleh lanskap geopolitik yang terus berubah, khususnya di kawasan Indo-Pasifik,” kata Connie Bakrie dalam siaran pers, Senin (30/9/2024).
Connie mengatakan bahwa pada dasarnya, Indonesia dan Rusia menghadapi periode kritis dari 2025 hingga 2037, dalam upaya mereka untuk meningkatkan kemitraan strategis mereka. Kedua negara dapat membentuk ‘aliansi’ yang kuat dan berkelanjutan yang meningkatkan keamanan regional, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mendorong stabilitas internasional dengan berfokus pada kerja sama maritim, modernisasi pertahanan, dan diplomasi strategis.
Hal ini, menurut Connie, sejalan dengan hasil pertemuan antara Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada akhir Juli 2024. Pada pertemuan tersebut, kedua pemimpin itu sepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi, pertahanan, dan hubungan bilateral lainnya.
“Dalam dunia yang semakin terhubung, baik Rusia maupun Indonesia, perlu makin meningkatkan kerja sama di bidang diplomasi dan juga militer,” Kata Connie.
Meningkatnya rantai pasokan global dan koneksi perdagangan menyoroti pentingnya rute laut yang aman dan produktif. Fokus kerja sama Indonesia-Rusia, menurut Connie, harus pada pengamanan rute-rute ini. Tujuannya untuk memajukan tujuan ekonomi kedua negara dan meningkatkan stabilitas di kawasan.
“Terutama karena perkembangan yang sangat signifikan pada teknologi komunikasi dan militer, sehingga terjadi pula perubahan cara negara-negara memperoleh informasi dan menjalankan strategi pertahanannya,” papar dia.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi ini, kata dia, efisiensi misi terkoordinasi dapat ditingkatkan, dan kedua negara dapat mempertahankan posisi terdepan mereka dalam kemajuan militer. Tantangan seperti perubahan iklim, kejahatan dunia maya, dan terorisme memerlukan respons global yang terkoordinasi.
Upaya kolaboratif dalam mengatasi tantangan ini, lanjut Connie, terutama di sektor maritim, dapat meningkatkan hubungan antara Indonesia dan Rusia untuk mendukung keamanan global dalam skala yang lebih besar.
Di sisi lain, sangat penting untuk memiliki sikap militer yang menyeluruh dan kuat guna melindungi kepentingan nasional dan mendorong stabilitas di tingkat regional dan global. “Harus dipastikan bahwa angkatan bersenjata Indonesia dan Rusia siap menghadapi ancaman konvensional dan nonkonvensional,” katanya.
Menurutnya, militer yang diperlengkapi dengan baik membantu menjaga perdamaian dunia dengan menghentikan negara mana pun memaksakan agendanya kepada negara lain. “Posisi poros Indonesia yang menguntungkan dan kekuatan militer Rusia sangat penting untuk memastikan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik,” katanya.