REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Presidium Penyelamat Organisasi dan Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (PO MLB NU) sowan ke kediaman sesepuh sekaligus Mustasyar PBNU Abuya Muhtadi Dimyati.
"Sowan ke kediaman Abuya Muhtadi Dimyati menjadi titik penguat sekaligus penegasan arah gerakan PO MLB NU," kata Pengasuh Pondok Pesantren Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Achmad Rosikh Roghibi pada Selasa 1/10/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Abuya Muhtadi memberikan pesan sederhana namun mengandung makna luar biasa dan mendalam bagi PO MLB NU.
"Usahakan supaya tetap menjadi Nahdlatul Ulama, jangan NU. Kalau NU itu numpang Urip (hidup, red)," ujar Achmad menirukan pesan Abuya Muhtadi.
Dari pesan Abuya Muhtadi Dimyati, Achmad juga mendefinisikan cara kerja Jam'iyyah Nahdlatul Ulama sebagaimana terkandung dalam mukadimah Qonun Asasi Nahdlatil Ulama karya Hadratussyeikh KH. Muhammad Hasyim Bin Asy‟ari, Khittah Nahdlatul Ulama (Muktamar 1984) dan AD-ART NU.
"Sekali lagi bahwa dawuh beliau sederhana, tapi mengandung makna luar biasa dan mendalam," ujar Achmad.
Selain itu, Achmad menyebut Abuya Muhtadi Dimyati memperjelas dengan analogi ada perbedaan antara ayam kampung dan ayam negeri. Bila pun dimasak, keduanya berasa nikmat, namun ayam kampung tetap memiliki kandungan vitamin lebih menyehatkan.
"Pesan beliau kembalikan NU sebagai Jam‟iyyah Nahdlatul Ulama, milik para ulama, khususnya Hadratussyeikh KH. Muhammad Hasyim Bin Asy‟ari," ujar Achmad.
Dalam konteks ini, Achmad menyebut MLB-NU menjadi jalan paksa dalam situasi darurat untuk menyelamatkan organisasi. Hal ini guna mengembalikan Jam‟iyyah Nahdlatul Ulama sesuai garis-garis pendirian dan perjuangan, serta pokok-pokok haluan penyelenggaraanya.