Rabu 02 Oct 2024 08:32 WIB

Setelah Hujani Israel dengan Misil, Kini Iran Ancam Gempur Pangkalan Sekutu

Iran tegaskan akan menggunakan haknya untuk membela diri.

Rep: Antara/Thr/ Red: Teguh Firmansyah
Gambar yang diambil dari video menunjukkan proyektil dicegat di Yerusalem, Israel, Selasa, 1 Oktober 2024.
Foto: AP Photo
Gambar yang diambil dari video menunjukkan proyektil dicegat di Yerusalem, Israel, Selasa, 1 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran bertekad bakal menggempur pangkalan dan kepentingan sekutu-sekutu Israel di Timur Tengah jika mendapat serangan dari pihak luar. Demikian ditegaskan oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran.

"Jika ada intervensi langsung dari negara-negara pendukung Israel, termasuk Amerika Serikat, dan agresi terhadap Iran, pangkalan dan kepentingan mereka di Timur Tengah secara bersamaan akan menghadapi serangan dahsyat angkatan bersenjata Republik Islam Iran," kata Staf Umum melalui pernyataan yang dipublikasi kantor berita Iran Tasnim.

Baca Juga

Iran menegaskan tidak akan memulai perang melawan Israel, namun pihaknya siap untuk mempertahankan haknya untuk membela diri.

Pada Selasa (1/10) Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa pemerintahnya tidak mencari perang dengan Israel, melainkan akan menghadapi ancaman apa pun dengan cara yang tegas.

Ingatkan Israel

Garda Revolusi Iran mengancam akan melancarkan 'serangan dahsyat' terhadap Israel jika Israel membalas serangan rudal Teheran.

"Jika rezim Zionis bereaksi terhadap operasi Iran, mereka akan menghadapi serangan dahsyat," kata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam sebuah pernyataan yang dimuat oleh kantor berita Fars dilansir the Guardian.

IRGC mengatakan serangan rudal Iran terhadap Israel pada hari sebelumnya sesuai dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dikatakan bahwa serangan rudal itu terjadi menyusul pelanggaran Israel terhadap kedaulatan Iran. Hal ini merujuk pada pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli.

IRGC mengatakan serangan rudal itu menargetkan tiga pangkalan militer di sekitar Tel Aviv serta pangkalan udara dan radar. Teheran menambahkan bahwa 90 persen rudal mengenai target.

Ada sedikit rincian yang diverifikasi secara eksternal mengenai dampak penuh dari peluncuran hampir 200 rudal Iran ke Israel sebelumnya, yang sebagian besar tampaknya telah dicegat Israel.

Seyed Abbas Araghchi, menteri luar negeri Iran, mengeluarkan pernyataan melalui X. "Tindakan kami berakhir, kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan pembalasan lebih lanjut. Dalam skenario itu, respons kami akan lebih kuat dan lebih dahsyat," tulisnya.

Tampaknya, ini merupakan upaya untuk menarik garis di bawah serangan militer yang menurut Iran merupakan pembalasan atas serangan Israel baru-baru ini terhadap proksinya di sekitar Israel.

"Para pendukung Israel sekarang memiliki tanggung jawab yang lebih tinggi untuk mengendalikan para penghasut perang di Tel Aviv alih-alih terlibat dalam kebodohan mereka," tulisnya.

Presiden Iran telah mengeluarkan pernyataan tentang serangan malam ini terhadap Israel. Masoud Pezeshkian memperingatkan Israel agar tidak terlibat konflik dengan Iran dan menggambarkan serangan itu sebagai hanya sebagian kecil kekuatan Iran.

"Tindakan ini dilakukan untuk membela kepentingan dan warga negara Iran. Beri tahu Netanyahu bahwa Iran bukanlah negara yang suka berperang, tetapi berdiri teguh melawan ancaman apa pun.”

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement