Rabu 02 Oct 2024 14:37 WIB

Hadapi Perubahan Iklim, Kemenag Dukung Inovasi Masjid Ramah Lingkungan

Masjid ramah lingkungan perkuat dakwah Islam.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi masjid ramah lingkungan.
Foto: dok wiki
Ilustrasi masjid ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia melalui Direktorat Urusan Agama Islam menyatakan komitmennya untuk mendukung inovasi masjid, tidak hanya mencakup aspek keagamaan, tetapi juga ramah lingkungan terutama dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim.

Hal ini disampaikan oleh Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, pada pembukaan International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024 yang digelar pada Selasa (1/10/2024) malam di Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga

Acara yang berlangsung 1-3 Oktober ini mengusung tema “Eco-friendly Mosque, Climate Change, and Future Generation” (Masjid Ramah Lingkungan, Perubahan Iklim, dan Generasi Masa Depan).

Dalam sambutannya, Kamaruddin menekankan bahwa masjid memiliki aset besar dan potensi strategis untuk mengarusutamakan pesan-pesan agama di masyarakat secara lebih luas.

“Melalui ISIM 2024, kita ingin agama dinarasikan secara baik dan benar serta berfungsi untuk memberikan pencerahan terkait moral dan akhlak, tapi bagaimana agama dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Kamaruddin dalam siaran persnya, Rabu (2/10/2024).

Meskipun masalah lingkungan menjadi perhatian global, menurut Kamaruddin, perhatian terhadap isu ini dalam konteks keagamaan masih belum dimanfaatkan secara optimal.

“Fikih lingkungan bukan sesuatu yang baru, tetapi terasa belum begitu dinarasikan oleh para dai dan tokoh agama kita, bahkan termasuk kita sebagai pejabat,” ucap dia.

Dalam momen ini, Kemenag juga memberikan penghargaan melalui program Anugerah Masjid Percontohan dan Ramah (AMPeRa) dengan beberapa kategori, meliputi Masjid Percontohan (kategori: Masjid Raya, Masjid Agung, Masjid Besar, Masjid Jami, Masjid Bersejarah, Masjid di Tempat Publik) dan Masjid Ramah (kategori: Ramah Lingkungan, Disabilitas & Lansia, Anak & Perempuan, Keragaman, Dhuafa & Musafir).

Pihaknya berharap, inovasi ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan masjid di Indonesia, serta memperkuat kontribusinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Masjid harus terus berinovasi, dan ini telah kita mulai melalui ISIM dan AMPeRa. Jadi, akan terus kita ikhtiarkan untuk didiseminasikan ke seluruh Indonesia,” kata dia.

Sementara itu, Plt. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Ahmad Zayadi dalam sambutannya menerangkan bahwa pembangunan dan pembinaan kemasjidan adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.

“Setiap pihak memiliki peran penting dan tanggung jawab masing-masing dalam memajukan masjid,” jelas dia.

Zayadi menegaskan, tema besar 'Eco-friendly Mosque, Climate Change, and Future Generation' ini sebagai peran strategis agama dalam konservasi lingkungan, khususnya dalam menghadapi pemanasan global dan mencapai target SDGs nomor 13.

“Agama dan para tokoh agama memegang peranan penting dalam memengaruhi kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan khususnya di tempat ibadah," kata dia.

Dia juga mengapresiasi kepada 54 pemakalah ISIM dari dalam dan luar negeri yang akan mendiskusikan pada hari kedua terkait beragam subtopik, baik berupa diskusi konseptual maupun berbagi pengalaman praktik baik.

“Inovasi masjid baik berupa pemikiran dan best practice akan memperkaya wawasan dan inovasi tentang peran agama dalam lingkungan hidup,” ujar Zayadi.

Acara AMPeRa dan ISIM 2024 ini diikuti oleh hampir 300 peserta, termasuk para narasumber, pemakalah, Kepala Kanwil Kemenag dari 34 provinsi, serta wakil pemerintah daerah dan takmir masjid yang dinominasikan. Selain itu, sekitar 750 peserta telah terdaftar untuk mengikuti acara ini secara virtual melalui Zoom Meeting.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَتِ الْيَهُوْدُ وَالنَّصٰرٰى نَحْنُ اَبْنٰۤؤُ اللّٰهِ وَاَحِبَّاۤؤُهٗ ۗ قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوْبِكُمْ ۗ بَلْ اَنْتُمْ بَشَرٌ مِّمَّنْ خَلَقَۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖوَاِلَيْهِ الْمَصِيْرُ
Orang Yahudi dan Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah, “Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu? Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia kehendaki. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan kepada-Nya semua akan kembali.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement