REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Keluarga Mahasiswa Muslim (KMM) resmi dibentuk sebagai organisasi akademik untuk membangun wadah berhimpun bagi mahasiswa Muslim di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR). Dengan tebentuknya perkumpulan ini, mahasiswa Muslim di kampus Katolil ini diharapkan dapat mengembangkan diri dan proakpptif dalam kehidupan akademik, sosial dan spiritual di lingkungan kampus, sekaligus menjadi garda terdepan dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dalam keberagaman, solidaritas sosial dan semangat perubahan.
Acara peresmian KMM di UNPAR berlangsung di Griya Tawang Lembaga pengembangan Humaniora UNPAR, Bandung pada 20 September 2024. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, dan organisasi kampus sebagai tamu undangan.
Dengan mengusung tema “Malam Persaudaraan dalam Keberagaman”, acara ini menandakan langkah penting dalam perjalanan mahasiswa Muslim untuk mempererat hubungan dengan sesama, baik antar mahasiswa Muslim maupun dengan mahasiswa lintas agama di UNPAR.
Ketua sekaligus pendiri KMM di UNPAR, Akira Kynan Putra Yusuf, dalam sambutannya menekankan bahwa visi utama KMM adalah menciptakan mahasiswa yang humanum, yaitu pribadi yang seimbang dalam menjaga hubungan yang harmonis dengan Allah (hablul minallah) dan sesama manusia (hablul minannas) dengan berlandaskan pada Marhamah (kasih sayang) yang melingkupi nilai-nilai toleransi, solidaritas sosial, dan adaptif.
KMM di UNPAR bertekad untuk menjadi organisasi yang mampu menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan harmonis, sekaligus berkontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat luas.
Sebelum menjadi komunitas, KMM awalnya hanya berupa gagasan yang dimulai oleh Akira Kynan beserta para pendiri Keluarga Mahasiswa Muslim lainnya yang secara bersama-sama memperjuangkan hingga terbentuk komunitas Islam pertama di UNPAR tersebut.
"Kami ingin KMM di UNPAR menjadi rumah bagi seluruh mahasiswa bahkan bukan hanya mahasiswa Muslim untuk tumbuh dan berkembang, baik mahasiswa muslim maupun non-muslim dapat bahu-membahu secara gotong royong membangun komunitas agama yang toleran dan inklusif untuk masyarakat," ujar Akira dalam keterangan tertulis yang diterima Republika pada Ahad (29/9/2024).
"Bahkan beberapa pendiri dari KMM di UNPAR sendiri bukan beragama Islam sehingga tentu KMM hadir untuk setiap mahasiswa yang empatis dan bertekad mengabdi untuk masyarakat," ucap Akira.
KMM juga memikiki Nilai Marhamah yang dihadirkan dalam setiap lini kehidupan. Nilai Marhamah merupakan inti dari setiap kegiatan dan interaksi yang dilakukan oleh KMM di UNPAR. Marhamah, yang berarti kasih sayang, berasal dari konsep dalam Surah Al-Balad ayat 17, sebagaimana disebutkan bahwa seseorang dianjurkan untuk senantiasa sabar dan penuh kasih sayang dalam menghadapi segala sesuatu.
Nilai ini dikembangkan oleh Akira Kynan untuk KMM dalam harapan menciptakan kehidupan bersama yang dipenuhi cinta kasih, tidak hanya di dalam komunitas kampus tetapi juga dalam interaksi sosial sehari-hari.
"Nilai Marhamah mengajarkan kita untuk hidup berdasarkan kasih sayang, saling menghormati, dan mengedepankan kepedulian terhadap sesama," jelas Akira.
Melalui penerapan Marhamah, KMM bertujuan untuk membangun lingkungan yang harmonis, di mana setiap individu merasa dihargai dan didukung.
"Dengan menjadikan kasih sayang sebagai landasan dalam hubungan antar sesama manusia dan hubungan dengan Allah, kita diharapkan dapat menyebarkan kebaikan, cinta kasih, dan empati dalam setiap lini kehidupan," kata Akira.
Sebagai mahasiswa Muslim yang mengamalkan nilai Marhamah, KKM diajak untuk selalu memperhatikan orang-orang di sekitar, membantu mereka yang membutuhkan, serta menjadi agen perubahan positif di lingkungan kampus dan masyarakat.
"Nilai ini juga mendorong kita untuk hidup dalam harmoni, menghargai perbedaan, dan selalu mengutamakan cinta kasih dalam tindakan dan sikap kita sehari-hari, sehingga terwujud kehidupan yang damai dan penuh berkah," ucap Akira.