JAKARTA — Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) Indonesia terus menyuarakan aksi protesnya terhadap Israel dengan tidak membeli atau menggunakan produk yang terafiliasi dengan negara tersebut. Dalam satu tahun terakhir, gerakan global boikot terhadap produk Israel dan semua yang terafiliasi menarget sejumlah merek milik korporasi asing raksasa yang banyak dipasarkan di negara-negara Muslim.
Gerakan boikot global, termasuk di Indonesia, menyasar produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Daftar produk ini pun sudah dikeluarkan oleh lembaga seperti BDS Movement dan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI).
BDS Indonesia menyadari pentingnya penentuan target yang tepat dalam aksi boikot ini. Oleh karena itu, mereka menekankan bahwa fokus gerakan ini adalah untuk melawan perusahaan-perusahaan yang secara langsung berkontribusi terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel. Dengan pendekatan yang cermat dan berbasis riset, BDS bertujuan untuk mengajak masyarakat agar lebih kritis terhadap produk-produk yang mendukung kebijakan agresif Israel. Ini bukan hanya soal menghindari produk tertentu, tetapi juga mendukung alternatif yang lebih baik dan menegaskan solidaritas terhadap perjuangan Palestina.
Co-Founder BDS Indonesia, Giri Ahmad Taufik, mengungkapkan bahwa organisasi ini telah menetapkan sejumlah merek yang mendukung Israel, seperti HP, Intel, Axa, Disney, McDonald's, Pizza Hut, Burger King, dan Puma. "Untuk sementara ini belum ada penambahan (daftar boikot), masih sesuai dengan sebelumnya," ujar Giri saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Giri menegaskan bahwa aksi boikot BDS akan terus digaungkan selama okupasi yang dilakukan Israel belum berakhir. Dia menyampaikan bahwa rentetan serangan Israel seharusnya menjadi momentum bagi masyarakat untuk meningkatkan aksi boikot. "Dalam situasi saat ini, boikot justru harus lebih ditingkatkan dan ditekan agar para pendukung Israel, terutama korporasi yang secara eksplisit mendukung Israel, tahu," ucap Giri.
Gerakan BDS memiliki strategi untuk menyasar merek-merek yang pro-Israel agar upaya boikot lebih terarah dan maksimal dampaknya. "Karakter boikot dari BDS adalah terarah kepada perusahaan yang secara langsung berkontribusi terhadap kekejaman Israel," lanjutnya.
Giri juga menyoroti perlunya masyarakat lebih berhati-hati terhadap perangkat elektronik yang berafiliasi dengan Israel. "Walau tidak ada dalam daftar boikot, masyarakat harus lebih kritis. Jika ada alternatif, sebaiknya membeli produk alternatif itu. Ini sekaligus menunjukkan protes terhadap tindakan teroris Israel," kata Giri.
Di laman resmi BDS Indonesia, boikot terhadap Israel dianggap cara efektif untuk menekan diakhirinya penjajahan Palestina berdasarkan hukum internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia. BDS yang bersifat nir-kekerasan ini menarget produk-produk yang terafiliasi dengan Israel secara terarah, terukur, dan didasari oleh riset mendalam. "Sasaran gerakan ini bukanlah etnis atau agama tertentu, melainkan suatu entitas yang melakukan penjajahan," tulis laman BDS Indonesia.
Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) juga melansir daftar boikot mereka sendiri. YKMI menyebutkan produk yang terbukti terafiliasi Israel meliputi Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King, juga kurma dari Israel. "Berdasarkan analisis dan kajian internal, kami sudah mendata dan mengidentifikasi ada sepuluh perusahaan, produk yang terafiliasi dengan Israel," kata Direktur Eksekutif YKMI Ahmad Himawan.