REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Mukmin yang di akhir hayatnya dapat mengucapkan lafaz tahlil, laa ilaaha illa Allah, maka dijamin akan masuk surga. Oleh karena itu, ketika ada seorang Muslim yang sedang menghadapi sakaratul maut, maka ada kesunahan bagi Muslim lainnya untuk membimbingnya agar dapat mengucapkan kalimat sakral tersebut.
لَااِلَهَ اِلَّا اللَّهُ
"Tiada zat yang berhak disembah selain Allah."
Menuntun orang yang sedang menghadapi ajalnya agar bisa mengucapkan tahlil adalah sunah Rasulullah SAW. Ini agar dirinya mencapai husnul khatimah.
Dalam sejumlah riwayat dijelaskan, pada saat seorang Mukmin mengalami sakaratul maut, setan akan datang dan membuat tipu daya kepadanya. Tujuannya, orang itu akan meninggal dalam keadaan lalai dari mengingat Allah. Di antara bentuk bujuk rayu itu adalah, setan membuat si Mukmin mengakui bahwa dia--bukan Allah--adalah penolongnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Bekalilah oleh kalian semua kepada orang-orang yang akan meninggal dengan kalimat laa ilaaha illa Allah. Sebab, sesungguhnya manusia yang akhir ucapannya mengucap laa ilaaha illa Allah, maka ia pasti masuk surga."
Talqin berarti membimbing orang agar mengucapkan laa ilaaha illa Allah. Ini merupakan sebuah sunah yang patut dilakukan.
Dari Abu Sa'id al-Khudri, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Talqin-kanlah orang-orang yang akan meninggal di antara kalian dengan lafaz laa ilaaha illa Allah" (HR Muslim).
Umar bin Khattab berkata, "Ajarkanlah olehmu kalimat laa ilaaha illa Allah kepada seseorang yang akan meninggal dunia. Sebab, saat itu dia melihat apa-apa yang tidak kamu lihat."
Abu Nu'aim menyebutkan sebuah hadis. Rasulullah SAW bersabda, "Datangilah olehmu orang-orang yang akan meninggal dunia dan ajarkan mereka untuk mengucapkan laa ilaaha illa Allah. Beri mereka kabar gembira berupa surga karena saat itu setan berada sangat dekat dengan orang yang akan meninggal.
Aku bersumpah bahwa pandangan malaikat maut lebih sakit daripada tebasan seribu pedang. Dan aku juga bersumpah bahwa tidak akan keluar ruh seseorang hingga orang itu berkeringat akibat sakit yang ditimbulkan oleh kesalahannya."