Rabu 02 Oct 2024 19:52 WIB

Pemuda Cerdas, Sosok Kepercayaan Rasulullah

Zaid bin Tsabit menunjukkan teladan pemuda yang cerdas.

Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pemuda kepercayaan Nabi Muhammad SAW adalah Zaid bin Tsabit. Nama lengkapnya adalah Zaid bin Tsabit bin Ash Dhahak Al Anshari. Ia berasal dari Bani Najjar yang merupakan keluarga Rasulullah SAW di Madinah. Saat Rasulullah SAW tiba di Madinah, kondisi Zaid kala itu adalah seorang anak yatim. Pada tahun pertama Hijriyah itu, usia Zaid tidak lebih dari 11 tahun. Ia memeluk Islam bersama keluarganya. Rasulullah SAW pun mendoakan keberkahan untuknya.

Sewaktu kecil, Zaid bin Tsabit bersama orang-orang dewasa berangkat menemui Rasulullah SAW untuk turut serta dalam Perang Badar. Tapi, Rasulullah SAW tidak mengizinkannya karena terlalu muda dan badannya pun masih kecil. Tapi, dia tidak menyerah karena ditolak saat perang Badar, saat Rasulullah SAW menyiapkan pasukan perang Uhud, Zaid bin Tsabit kembali mendaftarkan diri. Kali ini ka berangkat bersama rombongan remaja seusianya.

Baca Juga

Berharap Rasulullah SAW mengikut sertakan mereka dalam pasukan mujahidin. Dan keluarga mereka lebih-lebih lagi harapannya adalah agar Rasulullah SAW menerima mereka sebagai prajurit. Rasulullah SAW memandangi mereka dengan pandangan terima kasih. Seakan-akan beliau menginginkan mereka untuk izin tidak ikut saja. Satu per satu pemuda-pemuda itu menunjukan keahliannya di hadapan Rasulullah di antaranya adalah Rafi' bin Khadij, Samurah bin Jundab Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar, dan beberapa pemuda lainnya.

"Mereka mengeluarkan segala kemampuan membujuk rayu Rasulullah SAW. Tak mempan dengan lisan, mereka bujuk dengan air mata. Belum juga berhasil dengan cara menghina itu, mereka unjuk kekuatan dengan menunjukkan otot-otot mereka. Tetapi, usia mereka masih terlalu muda. Dan tubuh mereka masih begitu kecil. Rasulullah SAW menolak mereka secara halus sekaligus menghibur mereka dengan berjanji akan mengajak mereka pada perang selanjutnya" (Lihat buku berjudul Ibrah Kehidupan, penulis Mahsun Djayadi, penerbit UM Surabaya Publishing, halaman 114).

Akhirnya Zaid bin Tsabit bersama anak seusianya baru bisa memulai pengalaman jihad mereka di perang Khandaq, pada tahun 5 H. Zaid bin Tsabit memegang bendera Bank Najjar di perang Tabuk. Awalnya bendera tersebut di pegang Umarah bin Hazm, tapi Rasulullah SAW mengambilnya dan menyerahkannya pada Zaid bin Tsabit. Hal itu lantaran Zaid memiliki hafalan Alquran yang lebih banyak dan lebih baik.

Zaid bin Tsabit memegang terkenal sebagai pemuda yang cerdas dan memiliki keistimewaan di berbagai bidang. Ka seorang penghafal Alquran, juru tulis nabi yang menulis wahyu yang turun kepada Rasulullah. Ia memiliki kualitas ilmu dan hikmah yang mendalam.

Bahkan ia dipilih sebagai ketua tim pembukuan Alquran di zaman Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq dan di zaman Khalifah Utsman bin Affan. Amanah yang besar itu tentu menunjukkan sebesar apa kapasitas dan kedudukan beliau dalam Islam dan sejarah umat Islam.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement