Rabu 09 Oct 2024 16:00 WIB

Pemerintah RI Diminta Ikut Serukan Boikot demi Palestina

Boikot merupakan perjuangan paling realistis

Peserta menyampaikan pandangannya saat Focus Group Discussion (FGD) Strategi Komunikasi Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza di Kantor Republika, Jakarta, Jumat (27/9/2024). Republika menggelar FGD dengan topik Jangan Lupakan Palestina
Foto: Republika/Prayogi
Peserta menyampaikan pandangannya saat Focus Group Discussion (FGD) Strategi Komunikasi Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza di Kantor Republika, Jakarta, Jumat (27/9/2024). Republika menggelar FGD dengan topik Jangan Lupakan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satu tahun sudah, sejak 7 Oktober 2023 sampai saat ini, Israel sang penjajah melakukan penghancuran dan genosida di bumi Gaza, Palestina. Banyak negara yang menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, termasuk Indonesia. Bahkan Israel didakwa telah melakukan kejahatan perang.

Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), Ahmad Himawan mengatakan, satu tahun sudah Israel melakukan genosida di Gaza. YKMI menyeru masyarakat Indonesia tetap semangat melakukan boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi Israel. 

Baca Juga

Menurut Himawan, melakukan boikot adalah bagian dari perjuangan paling realistis yang bisa dilakukan masyarakat umum di Indonesia. "Kalau kita mau terjun ke lapangan, kan tidak semua orang bisa," kata Himawan usai Focus Group Discussion (FGD) Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza di Gedung Republika, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2024). 

Gerakan boikot global, termasuk di Indonesia, menyasar produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Daftar produk ini pun sudah dikeluarkan oleh lembaga seperti BDS Movement dan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI).

Himawan mengungkapkan, pendukung utama Israel adalah Amerika Serikat (AS), banyak petinggi di Amerika yang pro terhadap Yahudi dan Zionis Israel. Amerika juga memberikan dukungan yang banyak ke Israel.

YKMI mendesak pemerintah Indonesia ikut menyerukan aksi boikot terhadap produk yang terafiliasi Israel. Kalau YKMI yang menyerukan, seruannya tidak terlalu kuat."Pemerintah (Indonesia) bukan hanya menyuarakan boikot, tapi menginventarisir mana-mana produk yang terafiliasi (Israel), karena mereka (pemerintah Indonesia) lebih berkompeten," ujar Himawan.

Himawan mengatakan, perjuangan mendukung kemerdekaan Palestina harus dari berbagai sisi. Pemerintah Indonesia yang menyatakan mendukung kemerdekaan Palestina harusnya mau menginventarisir produk-produk yang terafiliasi Israel dan mau menyerukan boikot. Supaya masyarakat tidak ragu melakukan boikot.

YKMI juga mendorong masyarakat untuk terus menguatkan gerakan boikot di Tanah Air. "Dari 10 merek yang kami rekomendasikan untuk diboikot, itu pun masih belum efektif. Begitu pun dengan konsolidasi dengan merek nasional yang akan menjadi penggantinya. Yang selama ini telah muncul pun itu masih bersifat spontan," kata Juru Bicara YKMI, Megel Jekson. Dia menyebut, 10 merek itu yakni, Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King, dan Kurma Israel.

Di tempat yang sama, Direktur Republika, Nur Hasan Murtiadji menyampaikan, telah satu tahun, Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza dan mengakibatkan kerusakan yang parah serta penderitaan bagi warga sipil. Satu tahun setelah peristiwa tragis ini, penting untuk mengingat dan merenungkan kembali dampak yang dialami oleh rakyat Palestina. 

"Melalui kegiatan FGD ini, Republika ingin menyuarakan solidaritas, mengedukasi masyarakat, dan menginisiasi gerakan untuk membantu rakyat Palestina," kata Nur Hasan.

Nur Hasan menyampaikan tujuan kegiatan FGD Peringatan Satu Tahun Serangan Israel ke Gaza. Di antaranya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang situasi kemanusiaan di Gaza, menyampaikan pesan solidaritas terhadap rakyat Palestina, dan memfasilitasi diskusi mengenai upaya bantuan dan dukungan untuk Gaza.

photo
Ratusan Massa dari Yayasan Konsumen Muslim Indonesia dan Gerakan kebangkitan produk nasional turut serta dalam aksi solidaritas Palestina. dengan memboikot produk terafiliasi Israel. - (Dok Republika)

Tujuan lainnya, mengajak partisipasi aktif dari masyarakat dalam gerakan kemanusiaan untuk Palestina, membangun kolaborasi antara lembaga-lembaga kemanusiaan untuk merespons situasi di Gaza, dan menyusun rekomendasi yang dapat disampaikan kepada pemerintah dan masyarakat internasional.

Untuk diketahui, Israel belum menghentikan genosidanya di Gaza menjelang setahun aksi brutal tersebut. Kehancuran di wilayah terkepung itu kian tak terperi. Sebanyak 41.500 orang syahid akibat serangan Israel, kebanyakan adalah anak-anak dan perempuan. Sebanyak 96.000 orang menjadi korban terluka akibat serangan Israel di Gaza.

Sebanyak 495.000 warga Gaza yang menghadapi kelaparan, 95 persen warga Gaza mengalami rawan pangan. Sebanyak 625.000 orang anak Gaza putus sekolah sejak agresi Israel. Puluhan ribu anak tidak bisa mengikuti ujian.

photo
Ratusan Massa dari Yayasan Konsumen Muslim Indonesia dan Gerakan kebangkitan produk nasional turut serta dalam aksi solidaritas Palestina. dengan memboikot produk terafiliasi Israel di depan kedutaan besar Amerika Serikat di Jakarta, Sabtu (9/3/2024). - (Dok Republika)
 

Sebanyak 70 persen bangunan di Gaza hancur, butuh 15 tahun untuk membangun kembali Gaza. Sebanyak 350 unit sekolah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel, sebanyak 12 universitas juga hancur.

Sebanyak 160 orang jurnalis syahid di Gaza akibat serangan Israel. Sebanyak 90 persen dari 2,4 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dan berpindah-pindah. Sebanyak 300 orang personel medis telah dibunuh oleh Israel, hanya sembilan dari 36 rumah sakit yang berfungsi.

Di antara peserta FGD yang hadir di antaranya perwakilan Forum Zakat (FOZ), Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Dompet Dhuafa, Baznas, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan lain sebagainya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement