REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Rabu (2/10/2024) memaparkan ancaman dan mitigasi potensi terjadinya gempa bumi megathrust di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Berdasarkan data BMKG, terjadi peningkatan kejadian gempa di Jawa Timur dari 2023 ke 2024.
"Wilayah Jawa Timur terdapat beberapa zona sumber gempa aktif yakni sumber gempa di luar zona subduksi (gempa outer rise), subduksi lempeng/megathrust (gempa interplate), zona beniof (gempa intraslab) dan sesar aktif dasar laut-darat (gempa intraplate)," kata Kepala Stasiun Geofisika Malang Ma'muri saat menjadi pembicara dalam acara diskusi terkait potensi megathrust di Jember.
Berdasarkan data BMKG, jumlah gempa di Jawa Timur pada 2023 sebanyak 5.975 gempa dengan rincian gempa bermagnitudo kurang dari 3 sebanyak 4.364, kemudian gempa bermagnitudo 3 hingga 5 sebanyak 1.592 gempa, dan gempa bermagnitudo lebih dari 5 sebanyak 19 gempa.
Kemudian pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 5.838 gempa dengan rincian gempa bermagnitudo kurang dari 3 sebanyak 4.113, gempa, kemudian bermagnitudo 3 hingga 5 sebanyak 1.704 dan gempa bumi yang bermagnitudo lebih dari 5 sebanyak 21 gempa.
"Berdasarkan data itu, terjadi aktivitas peningkatan gempa bumi di Jawa Timur dari tahun 2023 ke tahun 2024, sehingga perlu dilakukan mitigasi bencana terhadap potensi megathrust," ujarnya.