Jumat 04 Oct 2024 05:26 WIB

Israel Bom Kafe di Tulkarem, 18 Syahid

Serangan Tulkarem paling mematikan dalam dua dekadi di Tepi Barat.

Asap mengepul di antara gedung-gedung selama operasi militer Israel di kamp pengungsi Nur Shams dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, 4 Januari 2024.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Asap mengepul di antara gedung-gedung selama operasi militer Israel di kamp pengungsi Nur Shams dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, 4 Januari 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT – Setidaknya 18 warga Palestina syahid dan beberapa lainnya terluka malam ini dalam pembantaian Israel yang menargetkan sebuah kafe populer di kamp pengungsi Tulkarm. Pembantaian ini merupakan yang terbesar di Tepi Barat selama lebih dari dua dekade.

Menurut koresponden kantor berita WAFA, pesawat tempur Israel menembakkan setidaknya satu rudal ke kafe di lingkungan Al-Hamam sementara banyak warga sipil hadir. Serangan mematikan tersebut mengakibatkan terbunuhnya 18 orang dan menyebabkan orang lain menderita luka-luka dengan tingkat yang berbeda-beda. 

Baca Juga

Video-video yang menunjukkan kekacauan tersebut menunjukkan jenazah-jenazah warga Palestina tergantung di balkon dan puncak pohon setelah ledakan besar tersebut.

Kendaraan pertahanan sipil dan ambulans bergegas ke lokasi kejadian untuk membantu para korban, membawa korban luka ke Rumah Sakit Pemerintah Thabet di Tulkarem. Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa timnya mengangkut beberapa jenazah korban, bersama dengan satu orang yang terluka, ke rumah sakit.  

Pembantaian ini, yang dianggap sebagai pembantaian terbesar di Tepi Barat selama lebih dari 24 tahun, merupakan bagian dari konteks yang lebih luas dari serangan Israel yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. Serangan Israel meningkat sejak dimulainya serangan genosida Israel terhadap penduduk Palestina pada bulan Oktober tahun lalu. 

Tulkarem dan kamp-kamp tetangganya, Nour Shams, telah mengalami banyak serangan oleh pasukan pendudukan Israel, bersamaan dengan serangan udara yang mengakibatkan banyak korban jiwa, cedera, dan kerusakan signifikan pada infrastruktur selama beberapa bulan terakhir.

Seorang pemuda Palestina juga terbunuh semalam  setelah ditembak oleh pasukan pendudukan Israel di wilayah selatan Hebron, di selatan Tepi Barat yang diduduki. Kementerian Kesehatan, mengutip Otoritas Umum untuk Urusan Sipil, mengonfirmasi kematian Salah Ziad Shawahin (23 tahun), menyusul cederanya akibat peluru tajam yang ditembakkan oleh pasukan Israel di selatan kota.

Sumber lokal melaporkan bahwa pasukan Israel menembaki Shawahin, yang kemudian terluka dan ditahan. Dia kemudian dinyatakan meninggal akibat luka-lukanya.

Insiden ini menambah ketegangan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut dan menimbulkan kekhawatiran atas penggunaan kekuatan oleh pasukan pendudukan Israel di wilayah dengan penduduk sipil.

Kepresidenan Palestina mengutuk keras serangan udara di kamp pengungsi Tulkarem, yang mengakibatkan banyak korban di kalangan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. 

Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, menyatakan bahwa pembantaian ini adalah bagian dari pola genosida yang lebih luas terhadap rakyat Palestina baik di Tepi Barat maupun Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, Abu Rudeineh meminta pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas “kejahatan keji” yang dilakukan terhadap warga sipil tak berdosa. 

Dia menekankan bahwa tindakan tersebut adalah bagian dari perang komprehensif yang sedang berlangsung yang dilancarkan oleh pemerintah sayap kanan Israel terhadap warga Palestina, yang semakin memperburuk ketidakstabilan dan kekerasan regional.

Abu Rudeineh juga menyerukan kepada pemerintah AS, dengan mengatakan bahwa mereka ikut bertanggung jawab atas agresi berkelanjutan terhadap warga Palestina selama setahun terakhir.  Dia mendesak intervensi segera untuk menghentikan kekejaman Israel, yang didukung oleh bantuan militer dan dukungan politik AS, sehingga mendorong pelanggaran lebih lanjut terhadap hukum internasional.

Juru bicara tersebut menegaskan kembali bahwa kejahatan yang dilakukan oleh otoritas pendudukan Israel tidak akan membawa keamanan atau stabilitas di wilayah tersebut. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa hal tersebut akan menyebabkan lebih banyak kekerasan dan tidak akan memaksa rakyat Palestina melepaskan hak-hak mereka yang sah. Dia menegaskan ketahanan rakyat Palestina, dan bersumpah bahwa mereka akan tetap teguh di tanah mereka apapun konsekuensinya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement