Jumat 04 Oct 2024 16:00 WIB

Dana Iklim Global Siapkan Pendanaan untuk Pangkas Emisi Industri

Negara-negara dapat mengajukan permohonan dana hingga Januari 2025.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Perubahan iklim (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Perubahan iklim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga keuangan iklim multilateral, Climate Investment Funds (CIF) mengatakan siap mengalokasikan dana sebesar 1 miliar dolar AS untuk mempercepat pengembangan teknologi pemangkasan emisi di industri yang merusak iklim di negara-negara berkembang.

Lembaga yang bekerja sama dengan Bank Dunia dan lembaga-lembaga keuangan internasionalnya ini merupakan roda penggerak penting dalam pembiayaan pembangunan. Sebab, lembaga itu mampu mengambil risiko lebih tinggi dan menawarkan bunga lebih rendah yang juga akan membantu investor yang ingin bergabung.  

Menjelang pertemuan Menteri Energi Bersih ke-15 (CEM15) di Brasil, CIF dalam pernyataannya mengatakan dana yang berasal dari Dana Teknologi Bersih CIF senilai 8,6 miliar dolar AS, akan membantu dekarbonisasi sektor-sektor seperti semen, baja dan kimia.

Saat ini industri-industri itu mencakup seperempat emisi gas rumah kaca dunia. Permintaannya juga tumbuh pesat dalam pertengahan abad ini. Sebagian besar karena kebutuhan pada bahan-bahan itu dalam peralihan ke ekonomi rendah karbon.

"Masa depan tergantung pada dekarbonisasi sektor-sektor tinggi emisi, untuk mencapai target iklim kami, kami perlu menurunkan emisi industri hingga 20 persen pada tahun 2030 dan 93 persen pada tahun 2050," kata Chief Executive Officer CIF, Tariye Gbadegesin, Kamis (3/10/2024).

Untuk mengurangi dampak lingkungan dari sektor ini, program dekarbonisasi industri CIF bertujuan untuk mendanai cara kerja yang lebih bersih dan untuk pertama kalinya menerima investasi gabungan dari organisasi publik maupun swasta.

Program ini diumumkan di pertemuan iklim global pada tahun 2022. Kini akhirnya negara-negara dapat mengajukan permohonan dana, dengan tenggat waktu hingga 17 Januari 2025.

Pendanaan iklim akan menjadi fokus utama Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP29) di Azerbaijan pada bulan November mendatang. Negara-negara kaya didorong menyetujui pendanaan iklim tahunan senilai 1 triliun dolar AS per tahun untuk membantu negara-negara berkembang dan miskin mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

“Mempercepat dekarbonisasi baja, besi dan semen di pasar-pasar negara berkembang di seluruh dunia adalah cara kita mengurangi emisi global dan mempercepat transisi energi bersih,” kata  Menteri Iklim, Departemen Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, Kerry McCarthy. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement