REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Israel terus menggempur Lebanon selatan meski telah 'diperingatkan' Iran dengan serangan ratusan rudal balistik. Menurut reporter politik untuk portal Axios, Barak Ravid, di X, Israel terus menyerang karena mengincar calon penerus Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah yang telah syahid.
"Sasaran serangan Israel di Beirut adalah pemimpin senior Hizbullah Hashem Safieddine – yang kemungkinan besar adalah penerus Hassan Nasrallah, kata dua pejabat Israel kepada saya," tulis Ravid, dengan mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.
Sebelumnya, seorang saksi mata mengatakan kepada Sputnik bahwa pesawat Angkatan Udara Israel telah melakukan sekitar 20 serangan di lingkungan Laylaki yang berdekatan dengan Bandara Internasional Beirut.
The New York Times melaporkan pada akhir September, mengutip para pejabat Israel, bahwa Hashem Safieddine, sepupu mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, mungkin menjadi pengganti Nasrallah di pucuk pimpinan Hizbullah.
Hizbullah telah membenarkan kematian Nasrallah akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Ravid mengutip seorang pejabat Israel yang mengatakan Safieddine berada di bunker jauh di bawah tanah, seraya menambahkan bahwa belum jelas apakah Safieddine terbunuh dalam serangan itu.
Pada 1 Oktober, Israel mengumumkan dimulainya operasi darat militer "terbatas" di Lebanon selatan, dilaporkan tanpa rencana untuk menduduki wilayah mana pun di negara tersebut secara permanen. Sejak pekan lalu, Angkatan Udara Israel telah melakukan serangan besar-besaran terhadap sasaran Hizbullah di berbagai wilayah negara tetangganya.
Beberapa serangan udara yang ditargetkan di Beirut juga telah dilakukan, di antaranya pasukan rezim Zionis itu menewaskan komandan tinggi Hizbullah. Hizbullah membalasnya dengan peluncuran rudal, terutama menargetkan Israel utara, tetapi jangkauan serangannya telah meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Iran juga telah meluncurkan beberapa ratus rudal balistik ke arah Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin politik Hamas gerakan Palestina Ismail Haniyeh, dan komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa pemerintahannya tidak bermaksud berperang dengan Israel, tetapi akan menghadapi ancaman apa pun dengan cara yang tegas.