Jumat 04 Oct 2024 19:18 WIB

Disebut Dedi Mulyadi Obral Kartu, Ini Tanggapan Cawagub Jabar Gita KDI

KTP dinilai tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.

Paslon Cagub Jabar asal PKB luncurkan Empat Kartu Jabar Bahagia
Foto: Dok Republika
Paslon Cagub Jabar asal PKB luncurkan Empat Kartu Jabar Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Gitalis Dwi Natarina, menanggapi pernyataan Dedi Mulyadi yang menolak program soal “obral kartu” dalam Pilgub Jawa Barat (Jabar) dengan mengusulkan penggunaan KTP sebagai satu-satunya kartu yang diperlukan.

Sebelumnya, dalam sebuah acara yang diunggah di media sosialnya Dedi Mulyadi mengatakan, semua RT/RW setiap hari harus mendata warganya dan masuk dalam tabulasi data. Jadi, saat menyusun anggaran tinggal liat. Menurut Dedi, tak boleh lagi setiap Pemilu obral kartu. Karena buat apa ada KTP tapi membuat kartu lagi.

Baca Juga

Menurut Gita, KTP memang memiliki peran penting sebagai identifikasi. Namun tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.

“KTP hanyalah alat identifikasi warga, sementara Kartu Jabar Bahagia kami adalah solusi nyata yang dirancang untuk langsung memberikan manfaat kepada masyarakat,” ujar Gita dalam pernyataan resminya, Jumat (4/10/2024).

Gita mengatakan, pihaknya tidak sekadar mengeluarkan kartu untuk administratif. Tapi, kartu Jabar Bahagia memberikan akses langsung ke program-program spesifik seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan penghargaan bagi guru ngaji, yang tidak bisa dicapai hanya dengan KTP.

Kartu Jabar Bahagia, kata dia, tidak dimaksudkan untuk menggantikan KTP, melainkan untuk melengkapi dan memperkuat layanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. “KTP tidak dapat menjawab kebutuhan spesifik masyarakat, seperti akses kesehatan yang lebih baik, insentif ekonomi, dan dukungan pendidikan bagi santri dan siswa,” katanya.

“Kartu Jabar Bahagia didesain untuk memberikan manfaat langsung yang terukur bagi semua kalangan, dari guru ngaji, petani, hingga wirausaha muda," imbuhnya.

Gita menjelaskan, Kartu Jabar Bahagia terintegrasi dengan sistem digital dan teknologi terbaru yang memungkinkan program-program kesejahteraan berjalan dengan lebih efisien dan transparan. “KTP tidak memiliki fitur untuk mendistribusikan program-program spesifik ini. Dengan Kartu Jabar Bahagia, kami dapat memberikan solusi yang lebih cepat, tepat, dan transparan bagi masyarakat,” kata Gita.

Gita menegaskan bahwa Kartu Jabar Bahagia adalah bentuk nyata dari visi Jawa Barat Bahagia Lahir Batin yang ia usung bersama Acep Adang Ruhiat.

“Setiap kartu yang kami luncurkan, mulai dari Kartu Keluarga Bahagia, Kartu Pendidikan Bahagia, Kartu Wirausaha Bahagia, hingga Kartu Insentif Guru Ngaji, memberikan solusi spesifik untuk masyarakat. Ini bukan tentang obral kartu, ini tentang menciptakan program yang berdampak langsung dan konkret bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Barat," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement