REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Lebih dari 200 ribu warga Suriah dan Lebanon mengungsi ke Suriah untuk menghindari dampak serangan Israel ke Lebanon yang berlangsung sejak 23 September. Melalui pernyataannya di media sosial X, Grandi mengatakan upaya bantuan kemanusiaan dari Pemerintah Suriah, misi Bulan Sabit Merah setempat, Badan Pengungsi PBB (UNHCR), serta badan lainnya tengah menuju perbatasan.
"Lebih dari 200 ribu orang warga Lebanon dan warga Suriah yang tinggal di Lebanon, telah meninggalkan Lebanon dan menyeberang ke Suriah akibat serangan udara Israel," kata Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi di Beirut, Lebanon, Sabtu (5/10/2024).
Baca: Berikut Daftar Komandan Yonif PDR di Papua
Menyusul invasi darat Israel ke Lebanon selatan, baku tembak antara tentara Israel dan pejuang Hizbullah terus berlangsung. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Suriah menyebutkan serangan udara Israel ke pos perbatasan Masnaa di Lebanon pada Jumat (4/10/2024), turut menyebabkan lalu lintas di jalan raya Beirut-Damaskus berhenti total.
Serangan itu juga memutus jalur utama yang dilalui para pengungsi. Pada Rabu (2/10/2024), Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan, sekitar 1,2 juta orang di Lebanon, termasuk pengungsi Suriah, terpaksa mengungsi akibat serangan Israel tersebut.
Baca: Kapolri Beri Penghargaan Panglima TNI, KSAD, KSAL, dan KSAU
Sementara dilaporkan Sputnik, Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad menyatakan pada Kamis (3/10/2024) hampir 2.000 orang tewas dan 9.000 lainnya terluka akibat serangan Israel ke sejumlah wilayah Lebanon.