Ahad 06 Oct 2024 08:18 WIB

Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel

Israel melakukan pemboman terhadap warga Gaza Palestina

 Dampak serangan Israel di Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Dampak serangan Israel di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,  GAZA-Seorang pejabat senior pertahanan sipil di Jalur Gaza mengungkapkan bahwa penjajah Israel telah melancarkan lebih dari 250 ribu serangan udara dan penembakan artileri, menggunakan sekitar 90 ribu ton bahan peledak, termasuk amunisi yang dilarang secara internasional, sejak meletusnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Al Jazeera Net, Direktur Jenderal Departemen Pasokan dan Peralatan Pertahanan Sipil, Dr Mohammed Al-Mughayer, mengatakan bahwa di antara bahan peledak tersebut terdapat sekitar 15 ribu ton bom dan rudal yang tidak meledak yang menimbulkan bahaya nyata bagi kehidupan warga sipil.

Baca Juga

Terutama anak-anak, lebih dari 90 orang di antaranya telah menjadi syuhada sejauh ini akibat sisa-sisa berbahaya tersebut, yang menunjukkan bahwa pendudukan Israel menggunakan senjata terlarang di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Dia menjelaskan, jumlah jasad para syuhada yang telah menguap telah mencapai kurang lebih 7820 jasad yang datanya tidak terdaftar di Kementerian Kesehatan, karena jasad mereka tidak sampai ke rumah sakit dan meleleh akibat terkena rudal dan bom penjajah.

"Penyebab penguapan adalah karena penjajah menggunakan jenis rudal dan bom yang mengeluarkan suhu antara 7.000 hingga 9.000 derajat celcius pada saat meledak," kata dia dikutip dari Aljazera.net, Jumat (4/10/2024).

Suhu ini menyebabkan tubuh meleleh dan mengubahnya menjadi partikel-partikel kecil yang tidak terlihat dengan mata telanjang dan bercampur dengan pasir dan debu.

"Kami terkadang didesak oleh keluarga untuk mencari mayat-mayat ini, tetapi sayangnya tidak berhasil, dan kami belum bisa mendapatkan sampel dari pasir yang bisa diuji untuk mengidentifikasi mayat-mayat yang menguap tersebut karena kurangnya laboratorium forensik khusus di Jalur Gaza," kata dia memberikan kesaksian.

Perlu dicatat di sini bahwa sebagian besar jasad yang menguap adalah milik orang-orang yang berada di tempat-tempat yang menjadi target penjajah dengan bom MK atau GBU yang memancarkan suhu sangat tinggi.

Dia menyebut, seperti pembantaian mengerikan yang terjadi terhadap para pengungsi di tenda-tenda di daerah Mawasi, sebelah barat Khan Younis, pada Selasa, 10 September lalu.

"Tim kami berhasil menemukan 19 jasad para syuhada dari pembantaian ini, sementara jejak 22 syuhada lainnya lenyap akibat pembantaian ini," kata dia.

BACA JUGA: Laporan Ini Beberkan Kondisi Sebenarnya Pangkalan Udara Israel yang Dirudal Iran

Mughayer menjelaskan menguapnya jasad-jasad tersebut memiliki dampak kemanusiaan yang sangat besar bagi warga Gaza, terutama keluarga para syuhada yang akan kembali ke rumah, tanah, dan harta benda mereka setelah perang, dengan aroma para syuhada mereka yang tidak ditemukan dan tidak memiliki kesempatan untuk mengambilnya dan menghormati mereka dengan pemakaman.

Hal ini menurutnya...

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement