Ahad 06 Oct 2024 20:11 WIB

Mau Baca Pantun Saat Debat Pilkada Jakarta, Suswono Kehabisan Waktu

Pasangan Rido diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi misi dalam debat.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Cagub-cawagub DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono memberikan orasi saat deklarasi kampanye damai untuk Pilgub Jakarta 2024 di Museum Fatahilah, Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/09/2024).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Cagub-cawagub DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono memberikan orasi saat deklarasi kampanye damai untuk Pilgub Jakarta 2024 di Museum Fatahilah, Kota Tua, Jakarta, Selasa (24/09/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta nomor urut 1 Suswono tak bisa menyelesaikan pantunnya saat momen debat perdana pada Ahad (6/10/2024). Pasalnya, waktu yang diberikan untuk pasangan calon (paslon) nomor urut 1 itu sudah habis.

Berdasarkan pantauan Republika, Ridwan Kamil-Suswono (Rido) diberikan kesempatan pertama untuk menyampaikan visi misi dalam debat itu. Pasangan Rido itu diberikan waktu empat menit untuk menyampaikan visi misi.

Baca Juga

Waktu selama empat itu hampir seluruhnya digunakan oleh RK untuk menyampaikan visi misinya. Setelah waktu tersisa 10 detik, RK meminta Suswono untuk membacakan pantun.

"Bapak ibu yang saya hormati itulah kurang lebih dari visi misi kami. Akan ditutup dengan pantun dari orang tua kami, Bapak Suswono, masih ada 10 detik," kata dia saat menyampaikan visi misi.

Setelah diberikan kesempatan untuk berbicara, politisi PKS itu kemudian langsung membacakan pantun.

"Jayakarta membuka jalan, sebelum Batavia ada Jayakarta, dengan bismillah.." ujar Suswono.

Belum selesai membaca pantun, Suswono diminta berhenti oleh moderator. Pasalnya, waktu yang diberikan untuk pasangan Rido sudah habis.

"Mohon maaf lahir dan batin, enggak masalah, hatur nuhun," kata RK.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement