Ahad 06 Oct 2024 20:31 WIB

Sang Jawara Quraisy Masuk Islam

Khalid bin Walid masuk Islam usai merenungi keluhuran tujuan Rasulullah SAW.

Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keislaman Khalid bin Walid tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui pergulatan batin yang panjang. Hal itu dimulai ketika kekuatan umat Islam semakin terkonsolidasi di Madinah.

Sementara itu, kondisi kaum musyrikin di Makkah kian melemah. Enam tahun setelah peristiwa hijrah, perjanjian Hudaibiyah terjadi antara Nabi Muhammad SAW dan pemimpin Quraisy.

Baca Juga

Dalam pada itu, kedua belah pihak menyepakati masa damai 10 tahun lamanya. Lantaran perjanjian ini, Rasulullah SAW dan seluruh pengikutnya berhak melakukan perjalanan ibadah haji ke Makkah. Mereka tak akan diganggu.

Khalid bin Walid mengamati langsung bagaimana umat Islam berbondong-bondong bergerak dari Madinah ke Makkah hanya untuk satu tujuan, yakni beribadah haji. Di sinilah sang jawara Quraisy merasa, apa-apa yang diperjuangkan Muhammad SAW bukanlah fanatisme kesukuan, ambisi kekuasaan, atau harta benda.

Sosok yang dahulu digelari orang-orang Quraisy sebagai al-Amin itu jelas bertujuan yang lebih luhur, yakni menegakkan tauhid agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT. Dengan kata lain, Muhammad SAW tidak menyimpan dendam pada orang-orang Quraisy yang telah menyingkirkannya dari Makkah.

Seperti ditulis dalam kitab Shuwar min Siyar ash-Shahabiyyat, pada suatu hari Khalid merenungkan agama Islam yang ia saksikan sendiri semakin besar pengikut dan muruahnya.

Khalid pun berkata, "Demi Allah, sungguh jalan kebenaran telah tampak. Orang itu (Nabi Muhammad SAW) benar-benar utusan Allah. Lalu, sampai kapan aku memeranginya? Demi Allah, aku akan pergi menghadapnya dan masuk Islam."

Keinginan Khalid ini mendapat kecaman dari tokoh Quraisy, Abu Sufyan. Namun, ia tidak peduli.

Khalid pun menemui Utsman bin Thalhah dan selanjutnya berpapasan dengan Amr bin al-Ash. Ketiganya pergi ke Madinah guna menghadap kepada Rasulullah SAW. Ini terjadi pada hari pertama bulan Shafar tahun kedelapan Hijriyah.

Ketika berjumpa dengan Nabi SAW, Khalid mengucapkan salam pujian. Wajah Rasulullah berseri-seri dengan menjawab salam darinya dan dua temannya itu.

Sesudah mengucapkan dua kalimat syahadat, Khalid bin Walid memohon ampunan kepada Allah. Ia juga meminta pengertian dari Nabi akan perangainya dahulu sebagai pemimpin pasukan kafir Quraisy.

Rasul pun bersabda, "Sesungguhnya Islam menghancurkan dosa-dosa yang dilakukan sebelumnya (orang masuk Islam)."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement