Senin 07 Oct 2024 14:01 WIB

Wapres: Indonesia Progresif dalam Pencapaian SDGs

RI mampu menjaga laju pembangunan berkelanjutan meski dihadapkan dengan pandemi.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Wapres KH Ma'ruf Amin
Foto: setwapres
Wapres KH Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Presiden Ma’ruf Amin menegaskan Indonesia salah satu negara yang paling progresif dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Hai ini ia sampaikan saat membuka Konferensi Tahunan SDGs ke-7 pada tahun 2024 di Jakarta, Senin (7/10/2024).

Ma'ruf mengatakan Indonesia telah mencapai 62,5 persen dari target SDGs, jauh melampaui rata-rata global yang hanya 17 persen. “Ini adalah wujud dari komitmen kuat Indonesia dalam pelaksanaan SDGs,” ujar Ma’ruf.

Ia menambahkan  pencapaian ini menempatkan Indonesia di posisi terdepan, terutama di Asia, dan membawa tanggung jawab besar untuk tidak hanya menjadi teladan, tetapi juga memfasilitasi kolaborasi dan inovasi di kawasan tersebut.

Indonesia, kata Ma'ruf, berhasil menjaga laju pembangunan berkelanjutan meski dihadapkan dengan tantangan pandemi Covid-19. “Kemajuan ini termasuk penurunan tingkat kemiskinan ekstrem dan prevalensi stunting pada balita, yang mencerminkan komitmen kita dalam menjaga kesejahteraan sosial dan kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ma’ruf menekankan pentingnya pendidikan berkualitas dan pengembangan keterampilan dalam menghadapi tantangan global dan dinamika perubahan dunia kerja, terutama dalam menyongsong era industri 4.0. Pendidikan, menurutnya, adalah fondasi penting untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi.

Dalam konteks keberlanjutan lingkungan, Indonesia telah mulai menerapkan konsep ekonomi hijau. “Kita sudah mulai membangun industri hijau dan menciptakan lapangan kerja hijau, sebagai bentuk dukungan terhadap percepatan penurunan emisi karbon global yang juga merupakan bagian dari SDGs,” jelas Ma’ruf.

Ma’ruf juga menyoroti pentingnya investasi di sektor-sektor berkelanjutan, baik dalam hal ekonomi hijau maupun pengembangan ekonomi syariah dan digital. Ia mengapresiasi peran Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang telah berkomitmen mengkoordinasikan perencanaan ekonomi syariah. “Ekonomi syariah dan digital memiliki potensi besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru,” katanya.

Selain itu, peluncuran Indonesia Digital Islamic Economic Report 2023-2024 juga dinilai Ma’ruf sebagai langkah penting dalam memantau perkembangan ekonomi syariah digital di Indonesia. Menurutnya, ekonomi syariah dan digital ini akan semakin memperkuat posisi Indonesia dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Meskipun demikian, Ma’ruf mengingatkan bahwa masih ada 37,5 persen target SDGs yang perlu dicapai. “Saya harap semua pihak terus meningkatkan komitmen dan kerja keras untuk mencapai semua target SDGs tahun 2020-2030,” tegasnya.

Ia menekankan pentingnya memberikan perhatian khusus pada target-target yang belum tercapai demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dan Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat.

Wakil Presiden juga menegaskan pentingnya pembangunan industri hijau dan inovasi digital sebagai fokus utama dalam mempercepat pencapaian SDGs. Ia menekankan bahwa industri hijau dan inovasi digital tidak hanya mendukung ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan lingkungan dan sosial. “Kita harus memastikan bahwa industri hijau dan inovasi digital memenuhi kebutuhan masa kini sekaligus menjawab tantangan generasi mendatang,” katanya.

Ma’ruf juga mendorong pihak swasta dan filantropi untuk terus berkontribusi dalam pembiayaan program SDGs, melalui berbagai inovasi pembiayaan seperti blended finance. Ia juga menyarankan pemanfaatan dana umat, seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf, yang semakin berkembang dan dikelola secara lebih profesional, transparan, serta berbasis digital.

Wakil Presiden menegaskan pencapaian SDGs harus tetap menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan nasional 2025-2029, sesuai dengan amanat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. “Penyelesaian target SDGs pada 2030 akan menjadi fondasi kuat untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada 2045,” katanya.

Menutup pidatonya, Ma’ruf memberikan apresiasi kepada Bappenas, kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, swasta, masyarakat sipil, akademisi, dan terutama generasi muda, atas dukungannya dalam pencapaian SDGs. Ia mengingatkan bahwa SDGs bukan hanya soal mencapai target, tetapi juga tentang menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.

“Saya berharap konferensi tahunan SDGs 2024 dapat merumuskan komitmen untuk mendorong aksi nyata dalam mencapai pembangunan berkelanjutan pada 2030 dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement