REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Giora Eiland, mengatakan Israel tidak akan mampu meraih 'kemenangan penuh' di Gaza atau Lebanon.
Dalam wawancara dengan Channel 12 Israel, Eiland menegaskan kembali Hamas dan Hizbullah tidak akan menyerah dan akan selalu ada yang terus menembak.
Ia menambahkan bahwa melanjutkan perang di dua front tidak akan menguntungkan kepentingan Israel dan akan menjadi bijaksana untuk membuka pintu bagi penyelesaian politik.
"Sangat disayangkan untuk terus percaya bahwa tekanan militer di Gaza dan Lebanon saja dapat mencapai keselamatan," kata Eiland dikutip Aljazirah.
Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, sebelumnya meluncurkan rentetan rudal dari Gaza selatan menuju Tel Aviv pada peringatan serangan mematikan 7 Oktober.
Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, belum menyerah. Perlawanan terus dilakukan meskipun Israel tak henti-henti menyerang Jalur Gaza.
Kelompok Brigade Qassam, menyatakan telah menembakkan rentetan roket Maqadmeh M-90 ke arah Tel Aviv, Israel tengah.
Tentara Israel mengonfirmasi serangan tersebut. Mereka menyatakan bahwa lima roket ditembakkan dari Khan Younis di Gaza. Dua orang dilaporkan terluka dalam serangan roket tersebut.
Suara sirine sempat terdengar di Tel Aviv menyusul serangan Hamas yang digelar satu tahun sejak perang dimulai.
Sementara itu, pihak militer Israel telah mengumumkan kematian seorang tentara dalam pertempuran di perbatasan Lebanon. Ini adalah kematian tentara kedua yang diumumkan hari ini.
Sebelumnya bahwa seorang tentara cadangan berusia 25 tahun telah terbunuh dalam pertempuran di perbatasan, sementara dua orang lainnya terluka parah.