Selasa 08 Oct 2024 11:23 WIB

Cagub DKI Jakarta Didesak Perhatikan Isu Polusi Udara

Warga memiliki hak untuk menghirup udara bersih.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Suasana Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Suasana Monas yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat (21/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pemilihan daerah dinilai menjadi momen penting untuk membahas kualitas udara di Jakarta yang merupakan salah satu kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia. Polusi udara dikhawatirkan menimbulkan dampak jangka panjang bagi keluarga dan anak-anak.

Dalam siaran persnya, Selasa (8/10/2024), salah satu pendiri Bicara Udara Ratna Kartadjoemena mengatakan momen Pilkada waktu yang tepat untuk mendesak calon kepala daerah memperhatikan masalah kualitas udara. Ratna mengatakan ia meminta bertemu dengan calon gubernur untuk membawa isu kualitas udara menjadi prioritas.

Baca Juga

“Saat pemilu, kami bertemu calon presiden untuk memastikan mereka mendengar suara rakyat. Kini, menjelang Pilgub, kami juga akan sibuk bertemu calon gubernur, agar isu ini menjadi prioritas,” kata dalam acara Biru Talks di The Sustainability Xperience (TSX) 2024, Jakarta, Jumat (5/10/2024).

Ratna juga menekankan pentingnya menjaga momentum dalam advokasi, agar isu ini tetap menjadi perhatian pemerintah. Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya menjadi netizen pasif, tetapi juga proaktif dalam menyuarakan keinginan mereka kepada pemimpin yang memiliki kekuasaan untuk bertindak.

“Jadi memang kita sebagai masyarakat itu dituntut untuk selalu aktif. Kita juga harus aktif mendesak dan juga memberikan opini apapun keinginan kita kepada orang-orang yang memiliki kompetensinya sehingga kita didengar,” katanya.

Salah satu narasumber Bicara Udara lainnya Novita Natalia mengatakan, kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan melalui strategi yang inovatif, termasuk viralitas di media sosial. Ia menambahkan viralitas isu  langkah awal untuk memastikan  kebijakan yang mendukung perbaikan kualitas udara dapat segera diterapkan.

Masyarakat diminta berperan aktif untuk menyuarakan tuntutan ini secara lebih efektif. "Ketika kita bicara polusi udara, kita juga bicara soal kebijakan publik. Untuk itu, masyarakat perlu sadar bahwa saat ini, jika isu tidak viral, seringkali tidak mendapat perhatian dari pemerintah,” katanya.

Pendiri Bicara Udara yang lain, Amalia Ayuningtyas menyampaikan masalah polusi udara memerlukan pendekatan sistemik yang komprehensif. Ia mengusulkan kebijakan seperti Clean Air Act yang menyeluruh, agar bisa mengatasi berbagai sumber polusi.

"Masalah ini sangat sistemik, tidak bisa hanya diatasi dengan satu tindakan. Kita semua, baik pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat, harus bergotong-royong untuk mencapai solusi yang komprehensif,” pungkasnya.

Dalam pernyataannya, Bicara Udara mengajak seluruh warga Jakarta untuk aktif mendukung perbaikan kualitas udara dalam Pilkada. Sebab, warga memiliki hak untuk menghirup udara bersih. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement