REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Tentara Penjajah Israel (IDF) dilaporkan tengah mendirikan pangkalan operasi di dekat markas misi Penjaga Perdamaian PBB di garis biru (perbatasan) di Lebanon Selatan. Pangkalan tersebut membahayakan pasukan penjaga perdamaian, kata seorang pejabat Unifil, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena situasi yang sensitif, lapor The Guardian.
Pasukan Sementara PBB di Lebanon (Unifil), yang dibentuk untuk mengawasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan setelah invasi Israel tahun 1978, menolak permintaan militer Israel untuk mengosongkan beberapa posisinya sebelum serangan darat. Setidaknya, ada lebih dari sepuluh ribu pasukan yang berasal dari 50 negara tergabung di Unifil.
Hizbullah mengatakan pihaknya tidak akan menargetkan pasukan Israel di dekat pangkalan tersebut. Kelompok pejuang bersenjata itu menuduh Israel menggunakan perisai manusia.
Sementara itu, Amerika Serikat menegaskan, pihaknya tidak ingin pasukan Unifil berada dalam bahaya dengan cara apa pun, termasuk diserang oleh Israel, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller pada Senin (7/10/2024).
Menurut Miller, misi tersebut memainkan peran penting dalam membangun keamanan Lebanon. Miller juga mengatakan, AS menilai bahwa operasi darat Israel di Lebanon sejauh ini masih terbatas karena pasukan Israel tampaknya siap memperluas serangan darat ke Lebanon selatan pada peringatan pertama perang Gaza.
Dia menambahkan bahwa Washington telah menjelaskan kepada Israel bahwa mereka ingin jalan menuju bandara Beirut terus dioperasikan.
Penolakan Unifil..