Selasa 08 Oct 2024 14:30 WIB

BNI Optimistis Capai Pertumbuhan Kredit Double Digit di Akhir Tahun

BNI tetap on track untuk mencapai target pertumbuhan kredit double digit.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama BNI, Royke Tumilar, optimistis kinerja BNI hingga akhir semester II 2024 akan sesuai target. (ilustrasi)
Foto: Dok Bank BNI
Direktur Utama BNI, Royke Tumilar, optimistis kinerja BNI hingga akhir semester II 2024 akan sesuai target. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama BNI, Royke Tumilar, optimistis kinerja BNI hingga akhir semester II 2024 akan sesuai target. Ia menyatakan, meskipun likuiditas masih ketat, BNI tetap on track untuk mencapai target pertumbuhan kredit double digit.

"Kami berharap Bank Indonesia segera menurunkan suku bunga SRBI untuk mendukung likuiditas yang lebih baik," ujarnya di sela-sela acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Baca Juga

Royke juga menanggapi kekhawatiran terkait Non-Performing Loan (NPL) yang sedikit naik di sektor rumah tangga. Ia menekankan bahwa NPL BNI tetap stabil di bawah 2 persen. Tak hanya itu, ia juga meyakini, meski ada gejolak, NPL  BNI masih terjaga dan dalam batas yang dapat dikendalikan.

"Mayoritas kredit bermasalah berasal dari segmen kecil, yang tetap relatif rendah," ungkapnya.

Perihal Net Interest Income (NII), Royke memprediksi perbaikan akan mulai terlihat pada kuartal kedua tahun depan seiring penurunan biaya. "Kami percaya laba masih on track berkat fee-based income dan trading sekuritas," tuturnya.

Royke juga menegaskan BNI tetap berkomitmen untuk berperan aktif dalam menarik investor asing dan mendukung pembiayaan infrastruktur di Indonesia. Dalam sambutannya, Royke menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ia mengingatkan bahwa meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian, Indonesia berada dalam posisi yang kuat untuk terus tumbuh.

Hingga kini, risiko geopolitik, seperti konflik di Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah, masih dapat mempengaruhi ekonomi domestik. Namun, Indonesia memiliki fondasi yang solid, dengan disiplin fiskal yang terjaga dan pertumbuhan ekonomi yang positif.

“Di tengah volatilitas global, kita harus tetap optimis dan fokus pada potensi yang dimiliki,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya reformasi struktural, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia dan optimalisasi sektor manufaktur, untuk memastikan pertumbuhan yang inklusif. “Kita perlu menciptakan nilai tambah dan mendorong pertumbuhan yang lebih merata agar Indonesia bisa menghindari middle income trap,” tambah Royke.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, BNI berkomitmen untuk mendukung program-program pemerintah yang bertujuan meningkatkan investasi dan inovasi. “Dengan kolaborasi yang kuat antara sektor publik dan swasta, kita dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata dia.

BNI mencatatkan kinerja yang menguat di semester I 2024, didukung oleh pertumbuhan bisnis yang akseleratif, baik dari penyaluran kredit maupun transaksi nasabah. Laba bersih BNI hingga Juni 2024 tumbuh 3,8 persen tahun ke tahun (yoy) mencapai Rp 10,7 triliun, sejalan dengan ekspektasi pasar.

Pertumbuhan kredit BNI mencapai 11,7 persen per Juni 2024, meningkat dari 9,6 persen di kuartal pertama, dengan total kredit mencapai Rp 727 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh ekspansi prudent di segmen berisiko rendah, termasuk korporasi blue chip, kredit konsumer, dan perusahaan anak.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement