Selasa 08 Oct 2024 14:41 WIB

Menjaga Gaya Hidup Sehat demi Meminimalkan Dampak Penyakit Kritis

Biaya kesehatan untuk penyakit kritis juga terbilang sangat besar.

Red: Erik Purnama Putra
Dokter menerima pasien yang mengeluhkan penyakit kritis.
Foto: Republika.co.id
Dokter menerima pasien yang mengeluhkan penyakit kritis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus penyakit kritis. Pada 2023, penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, hemofilia, talasemia, leukemia, dan sirosis hati merupakan delapan penyakit kritis dengan kasus tertinggi, mencapai 29,7 juta kasus di Indonesia

Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 27,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penyakit kritis yang biasanya dialami kelompok usia lanjut karena bertambahnya usia, ketahanan, dan metabolisme tubuh yang cenderung menurun, kini mulai mengintai kelompok usia muda.

Hal itu tercermin dari hasil pengukuran kadar gula darah dalam hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang menunjukkan terdapat peningkatan prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) pada penduduk umur di atas 15 tahun termasuk usia produktif. Salah satu faktor utama yang menyebabkan penyakit kritis di usia muda yaitu gaya hidup seseorang.

Merujuk SKI, lebih dari sepertiga (37,4 persen) responden mengaku jarang melakukan aktivitas fisik, dengan 48,7 persen dari mereka menyebutkan tidak memiliki waktu yang cukup sebagai alasan utama. Pola hidup ini memiliki dampak serius pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kritis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, depresi, kecemasan, bahkan risiko kematian dini

Head of Product Management Prudential Syariah, Ika Meynita, mengatakan, penyakit kritis memiliki dampak signifikan pada penurunan produktivitas pasien. "Biaya kesehatan untuk penyakit kritis juga terbilang sangat besar, yang mencakup perawatan medis jangka panjang. Lambat laun, kondisi ini juga memiliki pengaruh terhadap kondisi finansial pasien," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Maka dari itu, kata dia, penting sekali untuk menjaga kondisi kesehatan dan mempersiapkan rencana finansial secara matang. "Salah satu caranya dengan melakukan persiapan lebih awal, sehingga dapat memiliki rasa lebih tenang ketika dihadapkan dengan risiko kehidupan, seperti penyakit kritis," ucap Ika.

Lalu, hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kritis? Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu dengan mendorong gaya hidup sehat dan meningkatkan pemahaman tentang cara memproteksi diri dari berbagai risiko penyakit. Selain itu, rutin melakukan medical check-up hingga pemeriksaan genetik keluarga sejak dini dapat mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak awal dan tindakan preventif lebih efektif.

"Untuk itu, memiliki produk proteksi penyakit kritis menjadi bagian penting dari perencanaan finansial yang sehat untuk menjalani hidup dengan lebih tenang," ucap Ika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement