REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Tanggal 7 Oktober 2024 menandai satu tahun genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza, Palestina. Hingga kini, tidak ada tanda-tanda militer zionis meredakan serangan. Tel Aviv justru memperluas cakupan agresi dengan menarget Lebanon.
Di berbagai negara, orang-orang menggelar unjuk rasa memperingati satu tahun genosida di Jalur Gaza. Mereka turun ke jalan di kota-kota besar demi menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Para demonstran juga mengutuk kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel.
Dilansir Al Jazeera, Selasa (8/10/2024), seratusan orang berkumpul di New Delhi, India, untuk menyerukan keberpihakan pada Palestina. Menurut seorang demonstran, Bhavna Sharma, aksi massa ini dilakukan atas dasar panggilan hati.
“Setiap hari, orang-orang (Gaza) tak bersalah gugur. Mereka mengalami kerentanan pangan. Mereka didera kelaparan,” ujar Sharma kepada Al Jazeera.
Sembari menunjukkan poster yang bertuliskan “Hentikan Pembantaian”, ia juga mengecam pemerintah India. Sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza, New Delhi tak juga menghentikan dukungan persenjataan ke Israel.
"Mengapa kita mengirim senjata ke Israel? Mengapa kita mendukung Israel dengan segala cara?" tanya Sharma retoris.
Di Ramallah, Tepi Barat, aksi demonstrasi juga berlangsung pada 7 Oktober 2024. Ratusan orang berunjuk rasa. Sebagian dari mereka mengibarkan bendera Hamas dan mengusung foto pemimpin Hizbullah yang terbunuh, Hassan Nasrallah. Bendera Lebanon, Irak, dan Yaman juga turut dikibarkan.
Sekitar 400 pengunjuk rasa itu terdiri atas anak-anak, pemuda, hingga orang tua. Ada pula unsur-unsur representasi berbagai partai politik. Mereka menampilkan slogan, "Kami tetap percaya pada revolusi."
Di Jakarta, Indonesia, lebih dari seribu orang massa berkumpul pada Ahad (6/10/2024) di depan kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Mereka mendesak Washington untuk segera menghentikan pengiriman senjata ke Israel.
Salah seorang peserta aksi mengatakan kepada Al Jazeera, “Kami mengimbau para pemimpin dunia untuk bertindak tegas dan membebaskan rakyat Palestina dari penindasan yang dilakukan oleh Israel."
Di Cape Town, Afrika Selatan, ratusan orang berjalan kaki menuju gedung parlemen sambil meneriakkan yel-yel. “Israel adalah negara rasis!” dan “Kami semua berpihak pada Palestina!”
Polisi Jerman menggunakan gas air mata untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina di Distrik Kreuzberg, Berlin, pada Ahad lalu. Massa tersebut turun ke jalan demi memperingati satu tahun genosida yang dialami rakyat Gaza.
Para demonstran berkumpul di alun-alun Kottbusser Tor sambil membawa spanduk bertuliskan slogan-slogan: “Hentikan mempersenjatai Israel,” “Akhiri genosida” dan “Kebebasan untuk Gaza”. Mereka juga mengecam kebrutalan polisi dalam menangani unjuk rasa pro-Palestina selama setahun terakhir.
Polisi menghalang-halangi aksi massa tersebut di dekat Kottbusser Damm dan persimpangan Lenau Street, Berlin, Jerman. Kekisruhan sempat terjadi, yang kemudian diikuti oleh tindakan tegas dari aparat. Beberapa pengunjuk rasa ditangkap, termasuk seorang demonstran penyandang disabilitas yang menggunakan kursi roda. Ia ditarik secara paksa ke dalam mobil polisi.