Selasa 08 Oct 2024 18:28 WIB

Magister Ilmu Politik UMJ Buka Konsentrasi Politik Internasional Kajian Baitul Maqdis

Selama ini masyarakat Indonesia begitu prihatin dengan kondisi yang ada di Palestina.

Red: Ahmad Fikri Noor
Program Studi Magister Ilmu Politik (MIPOL) FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) membuka konsentrasi baru yang berfokus pada Islamic Jerusalem Studies (Studi Baitul Maqdis).
Foto: UMJ
Program Studi Magister Ilmu Politik (MIPOL) FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) membuka konsentrasi baru yang berfokus pada Islamic Jerusalem Studies (Studi Baitul Maqdis).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Program Studi Magister Ilmu Politik (MIPOL) FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) membuka konsentrasi baru yang berfokus pada Islamic Jerusalem Studies (Studi Baitul Maqdis). Program ini adalah hasil kerja sama antara Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dengan Al-Isra Institute, Edinburgh, Britania Raya.

Ma’mun Murod Al Barbasy, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam sambutannya menyampaikan bahwa konsentrasi baru Studi Baitul Maqdis ini memperkuat konsentrasi yang sudah ada di MIPOL.

Baca Juga

“Saya sangat mengapresiasi saudara jauh, Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi yang datang untuk bekerja sama dengan UMJ dan menambah konsentrasi di Prodi MIPOL. Indonesia dan Muhammadiyah punya perhatian yang sama terhadap situasi dan kondisi Baitul Maqdis,” ungkap Ma’mun dalam video wawancara yang diterima redaksi pada (7/10/24).

Menurut Ma’mun, selama ini masyarakat Indonesia begitu prihatin dengan kondisi yang ada di Palestina. Keprihatinan atas Palestina ini harusnya tidak berhenti sebatas prihatin, tapi perlu untuk menjalin kerja sama dan aktivitas-aktivitas yang lainnya, termasuk yang pernah dilakukan oleh Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah dengan menggelar aksi solidaritas untuk Palestina dan menuntut Israel yang dilakukan di seluruh Indonesia.

“Tentu ini bentuk salah satu saja, masih banyak yang dilakukan oleh Muhammadiyah, termasuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Palestina yang sudah dilakukan beberapa kali oleh Lazismu dan juga yang lainnya,” sebutnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta itu mengucapkan terima kasih atas Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi selaku pihak dari Al-Isra Institute.

Senada dengan hal di atas, Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi mengatakan, Studi Baitul Maqdis di Universitas Muhammadiyah Jakarta merupakan program magister Islamic Jerusalem Studies pertama yang ada di Universitas-Universitas di Indonesia bahkan Asia Tenggara.

“Alhamduillah pengajar pertama Magister Studi Baitul Maqdis (IslamicJerussalem Studies) telah diumumkan pada (3/10/24) di Universitas Muhammadiyah Jakarta,” ucapnya.

Menurutnya, ini adalah pilihan yang baik, dimana pengetahuan memang harus mendorong perubahan, pembebasan, dan peradaban.

“Saya berterima kasih Prof Ma’mun Murod selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta yang sudah berkenan untuk bekerja sama dalam Program Magister Ilmu Politik berkonsentrasi pada Studi Baitul Maqdis,” Tutup Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi.

Kaprodi MIPOL Dr. Lusi Andriyani mengatakan kerja sama ini berkenaan dengan perkembangan akademik seperti penelitian di Timur Tengah khususnya Yerusalem dan pertukaran mahasiswa atau staf akademik. Menurutnya, tidak banyak yang mengkaji dari sisi akademik apalagi berbasis riset layaknya ISRA.

Oleh karena itu, Magister Ilmu Politik FISIP UMJ bekerja sama dengan ISRA melalui peminatan Politik Internasional. Peminatan tersebut memiliki fokus terhadap isu di Timur Tengah dan Yerusalem.

Pekan sebelumnya Prof. Dr. Abd Al-Fattah Al-Awaisi membersamai Saladin Camp di Yogyakarta selama tujuh hari kemah intensive dan interactive yang diikuti lebih dari 100 pengusaha, aktivis dan akademisi belajar tentang Baitul Maqdis. Saladin Camp diselenggarakan oleh Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement