Selasa 08 Oct 2024 18:42 WIB

Petani Wanita Penghasil Sorgum di Kabupaten Bandung Dapat Pendampingan Soal Pemasaran

Sorgam ini kedepannya akan menggantikan tepung

Red: Arie Lukihardianti
Pendampingan Mitra Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Sorgum
Foto: Dok Republika
Pendampingan Mitra Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Sorgum

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Program Studi Ilmu Komunikasi dan Tekhnologi Pangan Universitas Muhammadiyah (UM) menggelar program pembinaan pengolahan media pemasaran dan pengembangan produk olahan sorgum. Pembinaan tersebut, diberikan kepada mitra Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Sorgum, di Desa Bojong Manggu, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Selasa (8/10/2024).

Menurut Ketua Penyelenggara Kegiatan yang juga salah satu dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah (UM), Ulfa Yuniarti, SIkom MSi, tema yang diangkat dalam program pembinaan tersebut adalah 'Pendampingan Mitra Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Sorgum dalam Mengelola Media Pemasaran dan Pengembangan Produk Olahan Sorgum'.

Baca Juga

Ulfa mengatakan, pendampingan yang diberikan kepada mitra sebelumnya dilakukan dari hari ke hari hingga pekan ke pekan. Kegiatan ini bertujuan agar sorgum itu lebih dikenal di masyarakat. "Kami ingin sorgam sebagai produk lokal bisa lebih dikenal, kami juga menilai sorgum ini prospeknya bagus," ujar Ulfa didampingi salah satu rekan dosen UM lainnya, Resti Ernawati, SSos MIKom.

Ulfa menilai, sorgam ini kedepannya akan menggantikan tepung. Sorgum ini adalah tanaman serealia yang berasal dari Afrika Timur. Tanaman ini cukup populer sebagai sumber pangan alternatif di Indonesia dan daerah tropis lainnya.

Shorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi dan berpotensi sebagai pengganti beras. Biji Sorgum berbentuk bulat, ukuran kecil, dan warna agak kecoklatan.

Ulfa berharap, akselerasi pemasaran sorgum yang juga kini produknya sedang terus dikembangkan bisa meningkatkan perekonomian Indonesia melalui UMKM, ketahanan pangan, dan Priority SDGS (Sustainable Development Goals). "Saya berharap berbagai produk olahan sorgum juga dapat berakselerasi di kancah nasional bahkan go internasional," kata Ulfa.

Prioritas SDGS, kata Ulfa, selaras dengan komitmen global dan nasional dalam upaya menyejahterakan masyarakat yang memiliki 17 tujuan yang saling terkait. Serta, saling mendukung berbagai tantangan global, antara lain pemberantasan kemiskinan, kelaparan, kesenjangan, pendidikan berkualitas, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi serta kemitraan untuk mencapai tujuan.

"Kegiatan ini didanai langsung oleh Kemenristekdikti yang turut juga menghadirkan pemateri sesuai bidang keilmuan," katanya.

Ulfa menjelaskan, pada pekan pertama pendampingan diberikan kepada 13 KWT. Materinya, terkait pengelolaan media pemasaran melalui penyusunan Content Pillar.

Setelah itu, kata Ulfa didampingi Resti, kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan konten disertai pembuatan copywriting menggunakan bantuan Chat GPT.

Kemudian, pada pekan kedua pendampingan diberikan oleh Dr Khairiah SP MT sebagai dosen Teknologi Pangan dengan pemberian materi terkait pemilihan kemasan yang tepat untuk Blberas dan tepung Slsorgum agar kondisi produk tetap terjaga dan lebih tahan lama. "Kemudian, materi dilanjutkan dengan prkatek pengembangan produk olahan Sorgum," katanya.

Kegiatan ini yang berlangsung dari sejak Agustus hingga November 2024 tersebut, kata Ulfa, akan diakhiri dengan penyerahan peralatan sesuai dengan kebutuhan mitra untuk mendukung pengembangan produk olahan berbahan dasar Sorgum.

Sementara menurut Ketua KWT Melati Sorgum, Neneng Supriyatiningsih, kebermanfaan dan keberlanjutan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat sangat diharapkan terutama dalam memperkenal Sorgum kepada masyarakat. Yakni, melalu pemasaran media sosial dan diservikasi dari olahan sorgum.

"Kami berharap produk kami semakin dikenal oleh masyarakat, dikonsumsi oleh masyarakat dari mulai menengah ke bawah dan menengah ke atas, semua masyarakat tersentuh oleh makanan sehat ini," katanya.

Neneng pun yakin, makanan ini merupakan makanan yang sehat dan bergizi tinggi. "Dan mudah-mudahan produk-produk kami bisa dikembangkan lebih banyak lagi dan lebih dikenal lagi, dan lebih banyak diterima oleh masyarakat," kata Neneng yang juga pemilik Brand Abah Sorgum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement