REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Pasukan Israel pada Senin memukul hingga tewas seorang aktivis Palestina berusia 66 tahun setelah menggerebek rumahnya di Tepi Barat yang diduduki.
Ziad Abu Helaiel adalah seorang tokoh suku yang populer di Tepi Barat. Ia terkenal karena secara damai menghadapi tentara Israel selama demonstrasi dan berdiri di antara mereka dan para pengunjuk rasa.
Putra Abu Helaiel, Murad, mengatakan kepada AFP bahwa sekitar pukul 3 pagi pada hari Senin, sekelompok tentara Israel menyerbu rumah mereka di Dura, sebelah selatan Hebron. Otoritas Zionis mencoba menangkap salah satu kerabat mereka.
“Ayah saya mencoba menghentikan mereka, sehingga mereka memukulnya dua kali di bagian dada, lalu mendorongnya, menyebabkan dadanya bertabrakan dengan pintu, yang menyebabkan dia mati syahid,” kata Murad.
Para tentara kemudian mundur dari rumah itu, meninggalkan Abu Helaiel dalam keadaan pingsan di lantai. Aktivis tersebut dibawa ke rumah sakit, di mana ia dinyatakan meninggal dunia.
Berita tentang pembunuhan Abu Helaiel menyebabkan kemarahan dan kesedihan yang meluas di Tepi Barat. Kerumunan massa berbaris dalam prosesi pemakaman di kotanya, meneriakkan yel-yel menentang pendudukan Israel.
Pada Senin subuh, pasukan Israel membunuh seorang anak Palestina berusia 12 tahun, Hatem Gaith, ketika mereka melakukan penggerebekan di kamp pengungsi Qalandiya untuk melakukan penangkapan.
Sejak dimulainya perang di Gaza, setidaknya 701 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di Tepi Barat, menurut kementerian kesehatan Palestina.