Rabu 09 Oct 2024 15:52 WIB

Niatan Israel Bom Nuklir Iran, dan Kekhawatiran Amerika akan Perang Besar

Presiden Biden telah memperingatkan Israel agar tidak menyerang situs nuklir Iran.

Red: Teguh Firmansyah
Gambar satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs nuklir Natanz Iran, serta konstruksi yang sedang berlangsung untuk memperluas fasilitas di gunung terdekat, dekat Natanz, Iran, 9 Mei 2022.
Foto: Planet Labs PBC via AP
Gambar satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs nuklir Natanz Iran, serta konstruksi yang sedang berlangsung untuk memperluas fasilitas di gunung terdekat, dekat Natanz, Iran, 9 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Dua tahun lalu, puluhan jet tempur Israel meraung-raung di atas Laut Mediterania. Jet Israel mensimulasikan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, sebuah latihan penerbangan jarak jauh dan pengisian bahan bakar di udara.

Menurut laporan, Washington Post, tujuan dari latihan ini bukan hanya untuk mengintimidasi Iran. Latihan ini juga dirancang untuk mengirim pesan kepada pemerintahan Biden Angkatan udara Israel berlatih untuk melakukan operasi itu sendirian, meskipun peluang keberhasilannya akan jauh lebih tinggi jika Amerika Serikat - dengan persenjataan 'penghancur bunker' seberat 30.000 pon - bergabung dalam serangan itu.

Baca Juga

Dalam sebuah wawancara, para mantan pejabat senior Israel dan pejabat senior Israel saat ini mengakui adanya keraguan apakah negara itu memiliki kemampuan untuk melakukan kerusakan signifikan terhadap fasilitas nuklir Iran.

Meskipun demikian, selama beberapa hari terakhir, para pejabat Pentagon telah bertanya-tanya dalam hati apakah Israel bersiap untuk melakukannya sendiri?

Pertanyaan itu muncul setelah Tel Aviv menyimpulkan bahwa mereka mungkin tidak akan pernah memiliki momen seperti ini lagi untuk menghancurkan nuklir Iran. 

Presiden Biden telah memperingatkan agar tidak menyerang situs nuklir atau energi, dengan mengatakan bahwa respons apa pun harus 'proporsional'.  Meski pada dasarnya Biden mengakui bahwa beberapa serangan balasan memang pantas dilakukan.

Menteri Pertahanan Lloyd J Austin III telah menjelaskan kepada mitranya dari Israel, Yoav Gallant, bahwa Amerika Serikat ingin Israel menghindari langkah pembalasan yang akan mengakibatkan eskalasi baru oleh Iran.

"Kemungkinan pembalasan pertama Israel terhadap Iran atas serangan rudal hari Selasa akan berfokus pada pangkalan militer, dan mungkin beberapa situs intelijen atau kepemimpinan," kata para pejabat.

Setidaknya pada awalnya, Israel tampaknya tidak akan mengincar 'permata mahkota nuklir' negara itu.  Target-target itu tampaknya masuk dalam opsi untuk nanti disiapkan, jika Iran meningkatkan serangan balasan.

Meskipun demikian, ada seruan yang meningkat di dalam Israel, yang digaungkan oleh beberapa pihak di Amerika Serikat, untuk memanfaatkan momen ini - untuk memundurkan, selama bertahun-tahun atau lebih, kemampuan Iran yang menurut para pejabat intelijen Amerika dan para ahli dari luar negeri sudah di ambang batas untuk memproduksi bom.

Kemampuan nuklir Iran

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement