REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Surat kabar Israel, Haaretz, menulis dalam sebuah editorial bahwa dua menteri sayap kanan dalam pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menuntut pengalihan tanggung jawab untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada tentara pendudukan sebagai bagian dari rencana mereka untuk menduduki Gaza dan memukimkan orang-orang Yahudi di sana.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mendorong agenda berbahaya yang bertentangan dengan tujuan perang Israel, serta kepentingan negara Israel yang berdaulat, yang masih melihat dirinya sebagai bagian dari komunitas internasional, dan menyerukan agar mereka tidak mengizinkan melaksanakan rencana mereka dan membahayakan Israel.
Kesempatan bersejarah
Dia menambahkan bahwa kedua menteri tersebut tetap berpegang teguh pada rencana mereka untuk mengeksploitasi apa yang mereka lihat sebagai kesempatan bersejarah bagi orang-orang Yahudi dalam serangan Badai Al-Aqsa.
Masalahnya adalah ambisi ekspansionis mereka tidak didengar oleh Netanyahu, katanya.
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Netanyahu mengadakan pertemuan pada Ahad malam untuk membahas rencana para menteri, yang ditentang oleh Menteri Pertahanan Yoav Galant, Kepala Staf Herzi Halevi dan Kepala Shin Bet Ronen Bar, yang terakhir menjelaskan bahwa mengalihkan tanggung jawab untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada IDF akan membahayakan nyawa para prajurit, membutuhkan anggaran yang besar, dan kebutuhan untuk mengalokasikan pasukan yang besar.
Tentara tuhan
Dia mencatat bahwa Smotrich tidak peduli dengan pandangan tentara Israel, karena dia melihatnya sebagai kekuatan pertahanan belaka, sementara dia mewakili “Tentara Tuhan”. Bukan rahasia lagi bahwa tujuannya berbeda dengan yang ditetapkan oleh pemerintah.
BACA JUGA: Sadis, Jasad Puluhan Ribu Syuhada Menguap Jadi Pertikel tak Kasat Mata Akibat Bom Israel
Smotrich juga tidak peduli dengan penjelasan Galant tentang tentara yang diserang. Meskipun dia adalah menteri keuangan, dia tidak peduli dengan biaya ekonomi yang tinggi.
Surat kabar tersebut meminta Israel untuk bekerja sama dengan sekutunya untuk mendukung alternatif Palestina guna mengambil alih Gaza, merepresentasikan otoritas Palestina, dengan mengatakan bahwa ini adalah kondisi yang akan memungkinkan pasukan dan bantuan internasional untuk mencapai Jalur Gaza.