REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Rentetan kecelakaan wisatawan terjadi saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam tiga pekan terakhir. Kecelakaan ini menyebabkan korban luka-luka dan ada yang meninggal dunia.
Kepala Balai TNGR Lombok Yarman mengatakan untuk melakukan pendakian Gunung Rinjani dibutuhkan kesiapan fisik dan mental, terutama bagi pendaki pemula. Sebab, jalur pendakian gunung tertinggi kedua di Indonesia itu tergolong ekstrem.
"Gunung Rinjani lokasinya agak ekstrem dan bagi pendaki pemula harus banyak Latihan fisik dan mental serta pengenalan medan. Selain itu, peralatan yang digunakan harus siap dan mengenal kondisi cuaca di atas gunung," kata dia, Rabu (9/10/2024).
Kecelakaan wisatawan tersebut terjadi akibat kurang berhati-hati dan ada juga menyalahi aturan yang ditetapkan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Berikut peristiwa kecelakaan yang dialami para pendaki berdasarkan informasi dari Balai TNGR:
1. Seorang wisatawan Malaysia atas nama Mohd Hafidz (38), mengalami kecelakaan jatuh ke dalam jurang saat mendaki Gunung Rinjani melalui jalur pendakian Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, pada Senin, 16 September 2024.
Turis dari negeri Jiran tersebut mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Pos II jalur pendakian Sembalun. Sebelum, tiba di jembatan, ia terpeleset dan jatuh ke arah tebing saat berusaha menghindari porter yang sedang melintas naik di jalur yang sama.
Korban berhasil dievakuasi ke Puskesmas Sembalun, dalam kondisi selamat, namun mengalami luka di bagian leher, punggung dan pergelangan kaku sebelah kanan, sehingga tidak bisa berjalan.
2. Pada 29 September 2024, seorang pendaki asal Jakarta Bernama Kaifat Rafi Mubarrok (16), dilaporkan terjatuh di tebing punggungan Plawangan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur.
Setelah delapan hari upaya pencarian, tim SAR gabungan korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kedalaman 200 meter di bawah tebing kaldera Rinjani, tepat di sisi jalur pendakian atau sisi kiri penggungan dari arah puncak Rinjani.
3. Balai TNGR kembali mendapatkan laporan kecelakaan wisatawan asal Rusia yang kecelakaan di sekitar Pos 4 jalur wisata pendakian Sembalun, pada 4 Oktober 2024. Turis asing ini diketahui melakukan pendakian secara ilegal dan tidak tercatat dalam sistem e-Rinjani.
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi korban setelah petugas berjuang selama lima jam melewati tantangan medan yang cukup berat. Wisatawan asing Bernama Rusmordovina Alexandra (44) tersebut, mengalami patah tulah dan pendarahan di sekitar kepala.
4. Terakhir, seorang wisatawan asing asal Irlandia atas nama Farrel Paul (31), mengalami kecelakaan terjatuh dari tebing dengan ketinggian sekitar 200 meter pada Rabu pagi, 9 Oktober 2024.
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi korban ke shelter emergency untuk mendapatkan penanganan medis. Wisatawan itu hanya mengalami luka ringan di bagian bahu. Menurut Yarman, dari rentetan kejadian kecelakaan wisatawan, Balai TNGR juga akan melakukan evaluasi. seperti halnya mewajibkan semua pendaki untuk menggunakan porter dan guide.
Para pendaki juga diimbau untuk tidak bermain telepon genggam, terutama bermain media sosial atau melakukan swafoto di lokasi yang bisa mengancam jiwanya. Selain itu, lanjut Yarman, pihaknya terus memperketat pengawasan agar para pendaki menaati standar operasional prosedur (SOP), terutama membeli tiket melalui aplikasi e-Rinjani.
"Menjadi pendaki resmi juga sangat penting. Jadi kita bisa kontrol. Kadang-kadang yang ilegal ketakutan terhadap petugas karena ingin menghindar," katanya.