REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pertemuan Putra Mahkota Arab Saudi Mohamed bin Salman dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Riyadh pada Rabu (9/10/2024) berlangsung hangat. Keduanya tampak akrab mengulas isu terkait perkembangan meningkatnya eskalasi konflik di timur tengah.
Media zionis Time of Israel tidak ketinggalan mengulas pemberitaan seputar pertemuan dua tokoh tersebut. Mengutip kantor berita Pemerintah Arab Saudi, media tersebut menulis, pengekspor minyak terbesar di dunia, Arab Saudi, telah menjalin hubungan politik dengan Teheran dalam beberapa tahun terakhir, yang telah membantu meredakan ketegangan regional, meski hubungan keduanya tetap sulit.
Sebelumnya, Time of Israel mengutip seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa Araghchi akan membahas isu-isu bilateral dan upaya-upaya untuk mengamankan gencatan senjata di Lebanon dan Gaza dalam kunjungannya. Pejabat tersebut menambahkan bahwa ia juga akan mengunjungi Qatar di kemudian hari.
Timur Tengah sedang dilanda ketegangan menunggu respon Israel terhadap serangan rudal Iran pekan lalu. Teheran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel pada tanggal 1 Oktober sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Israel baru-baru ini meningkatkan serangan militer terhadap Lebanon. Tak hanya mengincar pejuang Hizbullah, serangan teror Israel tersebut membantai wanita dan anak-anak Lebanon.
Pada Rabu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan bahwa tanggapan Israel terhadap Iran akan “mematikan, tepat dan sangat mengejutkan,” sembari menggambarkan serangan Iran sebagai sebuah kegagalan.“Seluruh rantai komando sejalan dan fokus pada masalah ini,” katanya kepada unit intelijen militer, menurut sebuah video yang dirilis oleh kantornya.
Awal pekan ini, Teheran mengatakan kepada negara-negara Arab Teluk bahwa tidak dapat diterima jika mereka mengizinkan penggunaan wilayah udara atau pangkalan militer mereka untuk melawan Iran. Teheran memperingatkan bahwa langkah semacam itu akan mendapat tanggapan, kata seorang pejabat senior Iran.
Meskipun menghidupkan kembali hubungan dengan Iran, Arab Saudi terus didorong oleh Amerika Serikat untuk membuka kemungkinan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bagian dari kesepakatan yang ditengahi oleh Amerika Serikat. Time of Israel mengulas, peluang untuk mencapai kesepakatan sebagian besar telah memudar karena perang yang sedang berlangsung di Gaza dan keengganan Israel untuk memberikan konsesi kepada Palestina.
Pada Selasa, saluran televisi Israel Channel 12 melaporkan bahwa AS dan negara-negara Arab yang tidak disebutkan namanya telah meluncurkan perundingan melalui jalur belakang dengan Iran. Mereka bertujuan untuk mencapai gencatan senjata yang komprehensif antara Israel dan berbagai proksi Iran yang telah menyerang Israel berulang kali dalam satu tahun terakhir. Kelompok-kelompok tersebut termasuk Hizbullah, serta pemberontak Houthi di Yaman dan milisi Perlawanan Populer Irak.