REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- Kabar duka datang dari konglomerat India, Ratan Tata, mantan ketua Tata Group, yang wafat pada usia 86 tahun. Mendiang sempat dirawat intensif di salah satu rumah sakit di Mumbai, India hingga akhirnya meninggal dunia pada Rabu (9/10/2024) malam waktu setempat.
"Dengan rasa kehilangan yang mendalam, kami mengucapkan selamat tinggal kepada Bapak Ratan Naval Tata, seorang pemimpin luar biasa yang telah memberikan kontribusi tak terukur bagi Tata Group dan bangsa kami," demikian pernyataan perusahaan yang dikutip oleh Reuters, Kamis (10/10/2024).
Perdana Menteri India, Narendra Modi, juga mengenang Tata dengan perasaan duka yang mendalam. "Ratan Tata merupakan pemimpin bisnis visioner, jiwa yang penuh kasih, dan manusia yang luar biasa," ucap Modi.
Ratan Tata dikenal sebagai sosok yang berhasil mengantar industri otomotif India ke kancah global. Setelah menyelesaikan studi arsitektur di Cornell University, ia kembali ke India dan bergabung dengan Tata Group 1962. Saat itu, ia langsung memainkan peran penting dalam berbagai perusahaan, termasuk Tata Motors dan Tata Steel.
Pada 1991, ia mengambil alih kepemimpinan di saat India melakukan reformasi ekonomi besar-besaran. Salah satu langkah penting yang diambilnya adalah memberi kesempatan kepada generasi muda. Ratan Tata juga mendirikan perusahaan telekomunikasi Tata Teleservices pada tahun 1996 dan membawa Tata Consultancy Services (TCS) go public pada 2004.
Sepanjang hidupnya, ia dikenal karena ambisi internasionalnya. "Kami mencari pertumbuhan dan mengubah aturan permainan untuk tumbuh melalui akuisisi," ujar Ratan Tata dalam sebuah wawancara dengan Stanford Graduate School of Business pada 2013.
Di antara akuisisi terkenalnya adalah perusahaan teh Inggris, Tetley dan merek mobil mewah Jagua,r serta Land Rover. Meskipun terkenal dengan inovasinya, proyek mobil murahnya, Nan mengalami kendala di pasaran dan dihentikan setelah satu dekade.
Di luar dunia bisnis, Ratan Tata juga dikenal sebagai investor aktif di startup India dan terlibat dalam berbagai kegiatan filantropi. Dia adalah sosok yang sederhana dan tak pernah menikah.
Sekitar dua pertiga modal saham Tata Sons, perusahaan induk Tata Group, dimiliki oleh yayasan filantropi. Selama hidupnya, ia juga menerima banyak penghargaan, termasuk Padma Vibhushan pada tahun 2008, penghargaan sipil tertinggi kedua di India. Kepergiannya meninggalkan warisan yang tak terlupakan bagi industri dan masyarakat India.