Kamis 10 Oct 2024 09:28 WIB

Muhammadiyah Sambut Baik Kunjungan Imam Besar Masjid Nabawi

Syekh Ahmad kagum dengan apa yang telah dilakukan Muhammadiyah.

Red: Ani Nursalikah
Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify saat berkunjung ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). Kunjungan silahturahmi Imam Besar Masjid Nabawi yang disambut oleh jajaran pimpinan MUI itu mengajak umat Islam agar tidak meninggalkan Alquran dan menjaga masjid-masjid.
Foto: Republika/Prayogi
Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify saat berkunjung ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). Kunjungan silahturahmi Imam Besar Masjid Nabawi yang disambut oleh jajaran pimpinan MUI itu mengajak umat Islam agar tidak meninggalkan Alquran dan menjaga masjid-masjid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyambut baik Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify beserta rombongan yang melakukan kunjungan ke Indonesia.

"Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saya ucapkan terima kasih kepada Dubes Arab Saudi dan Konsul Agama Islam yang selalu membantu dan sangat perhatian kepada kami. Kami juga bersyukur dapat bertemu dengan Imam Besar Nabawi," kata Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latief dalam pertemuan di kediaman Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, ASEAN dan Republik Demokratik Timor Leste, Faisal Abdullah H. Amodi di Jakarta, Rabu malam (9/10/2024).

Baca Juga

Hilman mengatakan sejak 112 tahun yang lalu, Muhammadiyah telah berkecimpung di bidang pendidikan dan kesehatan dengan mendirikan ratusan universitas dan ribuan sekolah serta ratusan rumah sakit.

"Satu abad yang lalu pendiri organisasi Muhammadiyah belajar dari para imam di Makkah dan Madinah dan kembali dari sana mendirikan organisasi ini," katanya.

Syekh Ahmad mengaku telah banyak mendengar sekaligus membaca tentang kegiatan Muhammadiyah di bidang pendidikan, tarbiyah dan kesehatan yang telah memenuhi kebutuhan kaum Muslimin dan sangat kagum dengan apa yang telah dilakukan Muhammadiyah.

"Ini akan membangun kesehatan akal dan kesehatan fisik dan semoga menjadi sebuah kebaikan yang terus berjalan hingga di zaman yang akan datang", katanya.

Menurutnya, keberadaan ormas di Indonesia merupakan salah satu contoh dalam penerapan sikap kasih sayang serta moderasi.

Syekh Ahmad berharap, adanya kerja sama di bidang pendidikan dan dakwah yang sesuai dengan Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang mengajarkan sikap kasih sayang dan moderasi dalam beragama. "Dan inilah manhaj yang insya Allah akan membawa kebaikan buat negeri ini," katanya.

Syekh Ahmad juga mengucapkan terima kasih kepada Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud beserta Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, Kementerian Islam Arab Saudi dan juga Duta Besar Arab Saudi Faisal yang telah memberikan perhatian luar biasa kepada Indonesia, yang salah satunya pertemuan tersebut.

Dia menambahkan tugas Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram adalah menyampaikan pesan kepada alam semesta tentang dakwah Islam. "Karena di sana (kota suci) tempat diturunkannya wahyu dan kedatangan imam besar hari ini adalah salah satu misi tersebut," katanya.

Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudzaifi melakukan kunjungan ke Indonesia pada 8-11 Oktober 2024. Salah satu tujuannya mempromosikan nilai-nilai Islam toleran dan moderat.

Kunjungan ini dilakukan sesuai dengan arahan yang mulia dan diawasi langsung oleh Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan, Syekh Abdul Latif bin Abdul Aziz Al-Syaikh. Kunjungan ini bertujuan menggaungkan pesan dua masjid suci dan memperkuat kerja sama antara Kerajaan Saudi dan negara-negara Islam untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi, keseimbangan, dan toleransi.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

(QS. Ar-Ra'd ayat 11)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement