REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Kepala Menteri Punjab, Pakistan, Maryam Nawaz Sharif mengajak negara tetangganya, India, untuk melaksanakan diplomasi iklim untuk mengatasi kabut asap menjelang bulan-bulan musim dingin. Tingkat polusi dua negara yang kerap bermusuhan itu berada di tingkat berbahaya.
"Kami harus berbicara dengan mereka, ini seruan diplomasi iklim, kami harus melakukannya dengan India," kata Sharif, Rabu (9/10/2024).
Ia menambahkan dua negara harus mengoordinasikan tindakan untuk menahan kabut beracun yang dibawa angin melintasi perbatasan. Hubungan India dan Pakistan naik turun selama beberapa dekade.
Namun semakin mendingin karena turunnya hubungan diplomatik sejak tahun 2019.
Ketika suhu udara turun, polusi meningkat. Kualitas udara di beberapa kota besar seperti Delhi dan Lahore sering kali mencapai tingkat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Selama musim dingin, suhu udara yang dingin dan kelembaban yang rendah menyebabkan udara menjadi stagnan, sehingga polutan sulit terdispersi. Inversi suhu, suatu kondisi di mana lapisan udara hangat terperangkap di atas lapisan udara dingin, juga memperparah masalah polusi.
Polusi udara yang parah dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari iritasi mata dan tenggorokan hingga penyakit pernapasan kronis seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Polusi udara juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker.
Berdasarkan laporan yang dilaporkan tahun lalu, naiknya polusi udara juga dapat menurunkan angka harapan hidup hingga lima tahun per orang di Asia Selatan, salah satu wilayah paling tercemar di dunia.
Hal ini menunjukkan polusi udara dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Seperti meningkatkan biaya perawatan kesehatan dan penurunan produktivitas.
Pekan depan menteri luar negeri India akan berkunjung ke Pakistan untuk menghadiri pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai. Kunjungan ini menjadi kunjungan menteri India ke Pakistan setelah hampir satu dekade. Namun, pemerintah India menolak membahas masalah bilateral dalam kunjungan tersebut.