Sabtu 12 Oct 2024 14:42 WIB

Cari Keberkahan tapi Bukan Syirik, Ini Lima Model Tabarruk Menurut Islam

Barakah dapat diartikan sebagai kebahagiaan yang bertambah.

Rep: Mgrol 153/ Red: A.Syalaby Ichsan
Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Tabarruk dalam Islam, merupakan praktik mencari keberkahan melalui sesuatu yang diyakini memiliki nilai spiritual dan kedekatan dengan Allah. Istilah ini berasal dari kata “barakah,” yang secara harfiah berarti pertambahan kebaikan.

Menurut pandangan ulama dan dijelaskan dalam kitab Lisan al-Arab, barakah dapat diartikan sebagai kebahagiaan yang bertambah. Dalam buku Halal Haram Tadabbur karya Hanif Lutfi, Lc. MA, tabarruk diuraikan sebagai salah satu cara untuk memperoleh kebaikan dari Allah dengan sarana yang diajarkan dalam Alqur’an. Terdapat beberapa model Tadabbur dalam Islam antara lain sebagai berikut :

Baca Juga

1. Keberkahan dalam Alqur’an

Tabarruk, atau usaha untuk mencari keberkahan, sering disebut dalam Al-Qur’an. Salah satu sumber keberkahan terbesar yang diberikan Allah adalah Al-Qur’an itu sendiri. Dalam QS. Al-An’am: 92, Allah berfirman bahwa Al-Qur’an adalah kitab penuh berkah. Hal serupa juga terdapat dalam QS. Shad: 29, di mana disebutkan bahwa kitab ini diturunkan dengan penuh keberkahan untuk dipahami dan direnungi oleh orang-orang yang berakal. 

Keberkahan juga diberikan kepada hamba Allah yang terpilih, seperti dalam QS. Maryam: 31, di mana Nabi Isa dijadikan sebagai individu yang diberkahi di mana pun ia berada. Tempat-tempat juga bisa memiliki keberkahan, seperti Makkah yang disebut sebagai tempat pertama ibadah bagi manusia dalam QS. Ali Imran: 96. Bahkan air hujan juga diberkahi, sebagaimana disebutkan dalam QS. Qaf: 9, yang menyatakan bahwa air dari langit menumbuhkan berbagai tanaman dan biji-bijian yang dapat dipanen.

2. Tabarruknya Nabi Ya’qub dengan Baju Nabi Yusuf

Salah satu kisah tabarruk yang paling terkenal adalah kisah Nabi Ya’qub yang tabarruk dengan baju Nabi Yusuf untuk menyembuhkan matanya. Allah dalam firman-Nya, Q.S. Yusuf: 93

اذْهَبُوا بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا وَأْتُونِي بِأَهْلِكُمْ أَجْمَعِينَ

“Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkan dia kewajah ayahku, nanti dia akan melihat kembali dan membawalah keluargamu semuanya terpusat” (Q.S. Yusuf: 93)

Nabi Yusuf meminta agar bajunya dibawa dan ditempelkan ke wajah Nabi Ya’qub, dan seketika itu juga penglihatan Nabi Ya’qub pulih kembali.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement