REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Para dokter dari Amerika Serikat yang kembali setelah bertugas di jalur Gaza telah menceritakan kisah-kisah menyedihkan dan sebuah pola yang mereka saksikan ketika melakukan operasi di Gaza. Mereka bercerita, anak-anak ditembak di kepala, demikian laporan The New York Times beberapa hari lalu.
Feroze Sidhwa, seorang ahli bedah trauma dan bedah umum, bekerja di Khan Younis, Gaza, selama dua pekan pada Maret dan April. Sidhwa mengatakan bahwa dia heran ketika mengetahui para profesional kesehatan lainnya juga menyaksikan anak-anak di bawah umur ditembak di kepala atau dada ketika Israel membombardir wilayah tersebut.
Dokter tersebut mengungkapkan sebuah kisah mengerikan tentang bagaimana bekerja di daerah konflik. "Hampir setiap hari saya berada di sana, saya melihat anak kecil yang ditembak di kepala atau dada, yang hampir semuanya kemudian meninggal. Total ada tiga belas orang.”
Sidhwa menyatakan bahwa ia yakin hal ini disebabkan oleh anggota pasukan pendudukan Israel yang ditempatkan di dekat tempat ia bekerja. Namun, sekembalinya ke Amerika Serikat, ia ingat pernah berkata kepada dokter lain.“Saya tidak percaya dengan jumlah anak-anak yang saya lihat ditembak di kepala.”
Dengan penuh keheranan, dokter tersebut menjawab, “Ya, saya juga, setiap hari.”
Keadaan di Gaza dan perang yang sedang berlangsung juga telah menyebabkan tekanan kejiwaan terhadap anak-anak.
Menurut jajak pendapat tersebut, sebanyak 52 petugas kesehatan mengamati tekanan kejiwaan yang hampir menyeluruh pada anak-anak. Mereka menyaksikan beberapa anak yang ingin bunuh diri atau mengatakan bahwa mereka berharap mereka telah mati.