REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) membuat unggahan yang menuntut pembatalan pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto. Postingan itu mengundang kritik warganet yang mempertanyakan sikap BEM SI.
Postingan tersebut memuat judul “Si (Terduga) Pelanggar HAM” dengan ilustrasi AI sosok mirip Prabowo. Adapun postingan dilengkapi dengan tagar #IndonesiaCemas2045 dan #KawalSampaiBatal.
“Kita sama-sama mengetahui bahwasanya keduanya meninggalkan preseden buruk dalam keberjalanan karirnya, mulai dari Prabowo sebagai terduga pelanggar HAM masa lampau serta Gibran sebagai terduga pelanggar hukum yakni tahapan pencalonan cawapres serta baru baru ini muncul akun fufufafa yang diduga kuat miliknya yang didalamnya terdapat banyak hinaan dan kebencian terhadap Presiden terpilih.
“Untuk itu, relakah kita masyarakat Indonesia dipimpin pemimpin semacam itu? Akankah kita diam saja tanpa bersuara sedikitpun? MARI KITA KAWAL SAMPAI BATAL!!” demikian keterangan postingan tersebut, tertanda Hukum, HAM, Korupsi BEM SI Farid Darmawan.
Postingan itu lantas menjadi sasaran kritik warganet. Mereka mempertanyakan tuntutan BEM SI tersebut yang dinilai tak relevan.
“Lu boleh angkat isu presiden ketika dia ga bisa jalankan amanah dan tanggung jawabnya lah ini presiden blm di lantik belum kerja lu udah bilang mau di batalain,” kata akun @r_agungsaput*** di kolom komentar.
“Isu nya basi banget. Ga ada isu lain??” ujar akun @dzikrim***.
Adapun warganet yang mempertanyakan apakah postingan itu merupakan pesanan pihak tertentu.
“Pesanan siapa?” sahut akun @ahmetmuza*** di kolom komentar.
“Demokrasi atau ditunggangi?” ujar akun @lahsiki***