REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB di New York pada tanggal 23 September, Perdana Menteri Albania Edi Rama mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mendirikan sebuah negara berdaulat bagi Muslim Bektashi seperti Vatikan, yang akan berlokasi di ibu kota Tirana.
Dikutip dari Aljazeera, Ahad (13/10/2024), Rama menjelaskan bahwa negara bagian ini, yang akan menjadi negara terkecil di dunia, akan menjadi rumah spiritual bagi Muslim Bektashi, yang menurut laporan surat kabar Prancis Lacroix, merupakan komunitas agama terbesar keempat di Albania setelah Muslim Sunni dan Kristen: Ortodoks dan Katolik.
Bagi seorang kepala pemerintahan Kristen Katolik yang mengatakan bahwa ia akan “mengukir tanah dari ibukota negaranya untuk menciptakan sebuah negara Muslim yang berdaulat dan mencari dukungan internasional untuk pengakuannya” sungguh mengejutkan dan mencurigakan!
Seperti yang dia katakan sendiri, “Semua orang mungkin mengatakan saya orang gila, tapi saya tidak peduli, mereka sudah pernah mengatakannya.”
Namun untuk pemahaman yang lebih dalam tentang seperti apa negara baru itu, kami menjelaskan tentang Bektashisme, sejarahnya dan pemimpinnya, yang telah dikritik, terutama karena sikapnya dalam Badai Al-Aqsa dan genosida di Jalur Gaza.
Negara Muslim yang mengizinkan alkohol dan umbar aurat
Perdana Menteri Albania mengatakan bahwa ia ingin mengubah Bektashi World Centre di Tirana menjadi sebuah negara berdaulat yang menjadi contoh moderasi, toleransi dan hidup berdampingan secara damai.
Komunitas Bektashi di Tirana menyambut baik pengumuman tersebut, dan mengatakan dalam sebuah siaran pers bahwa mereka akan mendapatkan kedaulatan yang mirip dengan Vatikan.
Menurut laporan Lacroix yang diterbitkan pada 24 September, kewarganegaraan di negara baru tersebut akan diberikan secara eksklusif kepada anggota klerus dan staf administrasi Bektashi, dan pemerintah akan dikepalai oleh pemimpin sekte yang didukung oleh sebuah dewan yang bertanggung jawab untuk mengawasi operasi keagamaan dan administrasi.
Negara baru ini akan menempati ruang geografis yang sama dengan Pusat Dunia Bektashiya saat ini di Tirana, dengan luas “sekitar sepuluh hektare”, atau sekitar seperempat luas Vatikan.
Menurut penulis...