Ahad 13 Oct 2024 16:25 WIB

Tambah Lagi Negara dari Eropa yang Akui Kemerdekaan Palestina

Sekitar 149 negara sudah mengakui Negara Palestina.

Massa aksi mengikuti Aksi Palestina Merdeka di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jakarta, Ahad (6/10/2024).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Massa aksi mengikuti Aksi Palestina Merdeka di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jakarta, Ahad (6/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Duta Besar Palestina untuk Rusia, Abdel Hafiz Nofal mengatakan, jumlah negara Eropa yang saat ini telah siap memberi pengakuan terhadap kedaulatan Palestina telah bertambah. Ia mengatakan, Pemerintah Palestina tengah bekerja keras untuk memenuhi tujuan kunci kebijakan luar negeri saat ini, yaitu memperjuangkan pengakuan merdeka dari negara-negara yang belum mengakuinya.

"Sekitar 149 negara sudah mengakui Negara Palestina dan sudah ada pula sejumlah negara Eropa yang siap memberi pengakuan lagi," ucap Dubes Nofal pada Ahad (13/10/2024).

Baca Juga

Hal tersebut ia sampaikan di sela-sela aksi solidaritas bagi rakyat Palestina dan Lebanon yang digelar oleh Kedutaan Besar Venezuela di Moskow, Rusia. Meski demikian, ia belum menyebut secara rinci negara-negara Eropa yang dimaksud tersebut.

Selain itu, Dubes Palestina menyoroti sejumlah negara Amerika Latin seperti Bolivia, Venezuela, Kolombia, dan Nikaragua yang telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Israel sebagai protes atas agresi negara zionis itu terhadap rakyat Palestina.

Nofal juga meyakini bahwa solidaritas Amerika Latin atas Palestina dan hak asasi rakyat Palestina tak hanya dimiliki oleh pemerintahnya semata, namun juga meluas di kalangan rakyat biasa.

Perjuangan diplomasi Palestina tersebut dilakukan di tengah agresi Israel yang tak kunjung berhenti ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 dan menyebabkan kehancuran besar di kawasan itu. Sudah hampir 42 ribu orang terbunuh dan 97 ribu lainnya terluka akibat serangan Israel.

Korban yang masih bertahan di Jalur Gaza hingga kini pun menghadapi kelangkaan air, sumber listrik, bahan bakar, makanan, dan obat-obatan yang akut akibat blokade Israel yang berkepanjangan. Agresi Israel menyebabkan terpecahnya Jalur Gaza menjadi dua daerah di utara dan selatan.

Pasukan Israel pun tak berhenti menggempur Rafah, yang mereka klaim sebagai benteng terakhir Hamas, di Gaza selatan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement