Senin 14 Oct 2024 13:31 WIB

Sejarah Kelam Brigade Golani, Pasukan Elite IDF yang Babak Belur Dibombardir Hizbullah

Brigade Golani terlibat pembersihan etnis pada 1948 dan perang di Lebanon.

Anggota Brigade Golani dengan panji kuning berbaris di perbatasan Israel-Gaza.
Foto: IDF
Anggota Brigade Golani dengan panji kuning berbaris di perbatasan Israel-Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,  TEL AVIV – Empat tentara Israel tewas dan tujuh lainnya berada dalam kondisi kritis, serta beberapa lusin lainnya terluka, menyusul serangan pesawat tak berawak Hizbullah yang mengejutkan yang menghindari deteksi atau intersepsi oleh tentara Israel. Apa signifikansi dari serangan tersebut, siapa Brigade Golani yang jadi sasaran serangan itu?

Serangan itu terjadi di pangkalan militer di Binyamina, selatan Haifa. Artinya, ia adalah serangan paling mematikan dari Hizbullah di wilayah kekuasaan Israel sepanjang setahun perang. Serangan itu terjadi setelah beberapa peringatan dari Hizbullah bahwa serangan akan meningkat. Tak lama setelah serangan itu, sirene berbunyi dan semakin banyak roket yang ditembakkan. Tentara Israel mengatakan lima roket dicegat di langit Haifa.

Baca Juga

Aljazirah melansir, Ini adalah pilihan target yang sangat simbolis oleh Hizbullah. Brigade Golani adalah unit elit militer Israel. Ini adalah brigade yang telah berpartisipasi dalam semua perang dan operasi militer Israel, sehingga merupakan bagian dari serangan terhadap Lebanon di masa lalu – baik perang tahun 2006, invasi tahun 1978, atau invasi tahun 1982. Saat diserang, brigade itu disebut tengah berlatih dalam persiapan serangan darat terhadap Lebanon.

Kekejaman pasukan elite Israel, Brigade Golani sudah terkenal sejak awal pembentukan negara Zionis tersebut. Pada 1948, selepas negara Zionis Israel didirikan, militer mereka yang baru dibentuk menjalankan Operasi Hiram. Operasi ini adalah bagian dari pembersihan etnis Arab Palestina yang sudah direncanakan sejak sebelum Israel didirikan.

David Ben-Gurion, perancang utama pembersihan etnis memerintahkan operasi itu pada September 1948. “Wilayah Galilea (Al Jalil) harus bersih dan dikosongkan Arab-nya,” kata dia kala itu. Wilayah tersebut meliputi bagian utara wilayah jajahan Israel dan selatan Lebanon saat ini.

Operasi tersebut dilancarkan pada malam 28-29 Oktober 1948, dengan mengerahkan empat brigade pasukan penjajah Israel (IDF). Diantaranya Brigade Ketujuh, Brigade Carmeli, Brigade Golani, dan Brigade Oded.

Sejumlah pembunuhan massal dijalankan dalam operasi yang merebut puluhan desa Arab tersebut. Brigade Golani setidaknya terlibat pada empat diantaranya.

Yang paling mengemuka adalah pembantaian di desa Eliabun yang dihuni umat Kristiani Palestina. Kala itu, setelah pertempuran di luar desa yang mengakibatkan enam tentara Israel terluka dan empat mobil lapis baja Israel hancur, Batalyon 12 Brigade Golani, memasuki desa pada 30 Oktober 1948 dan penduduknya menyerah. 

photo
Pasukan Israel dalam operasi pembersihan desa-desa Arab di wilayah jajahan Beersheba pada 1948. - (wikimedia commons)

Morris Benny dalam bukunya The Birth of the Palestinian Refugee Problem Revisited (2004) menuliskan bahwa penduduk desa mengibarkan bendera putih dan dikawal oleh empat pendeta setempat. Sebagian besar penduduk desa bersembunyi di dua gereja. Namun para prajurit Golani marah karena kekalahan dalam pertempuran.

Menurut surat dari tetua desa, satu warga desa gugur dan lainnya terluka akibat tembakan IDF saat berkumpul atas perintah IDF di alun-alun desa. Komandan IDF kemudian memilih 12 pemuda untuk dieksekusi. Ia juga memerintahkan agar 800 penduduk yang berkumpul dibawa ke dekat Maghar. Seorang lelaki tua lainnya gugur akibat tembakan dari mobil lapis baja di jalan. Sekitar 42 pemuda ditahan di kamp penahanan, dan penduduknya diusir ke Lebanon.

Sejak 1948, nama Golani sebagai brigade paling ganas di militer Israel berkibar. Nama ini mewakili pejuang paling elite di angkatan bersenjata, dan salah satu brigade komando paling dihormati yang dibanggakan Tel Aviv. Pejabat Israel mengklaim setiap anggota Brigade Golani setara dengan 13 tentara biasa.

Para prajurit Brigade Golani memiliki baret coklat sebagai pakaian khas mereka, dan bendera mereka berwarna kuning dan hijau, mengingatkan pada tempat operaasi perdananya, yakni Galilea. Lambang unit menunjukkan pohon zaitun hijau dengan latar belakang kuning. 

Tentara pertamanya adalah petani dan imigran. Unit ini sebagian besar berfungsi sebagai brigade infanteri mekanis, menggunakan kendaraan tempur infanteri Namer. Secara tradisional ditempatkan di Israel utara.

Setelah pengusiran warga Palestina pada 1948 brigade ini juga bertempur dalam Perang Enam Hari (1967) dan Perang Yom Kippur (1973), dikejutkan dengan serangan pasukan Arab tepatnya di sektor yang dipertahankannya: Dataran Tinggi Golan. 

Unit ini juga berpartisipasi dalam dua perang di Lebanon dan perang melawan pejuang Palestina. Pada 2008 dan 2009 mereka mengambil bagian dalam Operasi Cast Lead melawan Hamas di Gaza, sebuah misi yang diulangi dalam Operasi Pelindung Tepi pada tahun 2014.

Saat ini, Brigade Golani terdiri dari tiga batalyon infanteri, satu batalyon pengintai dan satu kompi transmisi. Gadsar Golani memiliki kompi insinyur, kompi anti-tank, dan unit pengintaian khusus. Selain itu, pelatihan unit operasi khusus, Sayeret Egoz atau Unit 621, dilakukan di jajarannya, yang saat ini tergabung dalam Oz Brigade.

Setiap kali tentara Israel menghadapi misi militer yang sulit dan sensitif yang membutuhkan ketekunan dan kekejaman, mereka menggunakan Brigade Golani. Mantan komandan brigade membandingkannya dengan anjing Rottweiler yang harus dirantai pada hari-hari biasa, tetapi akan menjadi pilihan terbaik saat berburu.

Brigade Golani terpukul di Gaza...

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement