REPUBLIKA.CO.ID, Migrasi warga Israel keluar dari negaranya mencatatkan rekor jumlah terbesar dalam sejarah negara Yahudi itu berdiri. Menurut laporan Jerusalem Post, Ahad (13/10/2024), pada tujuh bulan pertama pada tahun ini, 40.600 warga Israel meninggalkan negara mereka, dengan rata-rata 2.200 orang pergi setiap bulannya.
Biro Pusat Statistik Israel memperbarui metode mereka mengkalkulasi kepergian dan kedatangan jangka panjang warga Israel, mengadopsi standar internasional dalam mengukur emigrasi dan mengembangkan metode statistik baru di Divisi Sensus dan Demografi. Dana data BPS Israel menggambarkan bahwa pada 2023, sebanyak 55.400 warga beremigrasi, sebuah rekor jika dibandingkan dengan rata-rata 37.100 emigrasi per tahun dalam satu dekade terakhir. Pada 2023, sebanyak 27.800 warga Israel kembali, lebih tinggi dari angka rata-rata tahunan sebesar 23.800 selama 10 tahun terakhir.
Merujuk metode pengukuran lama, yang digunakan hingga 2021, angka emigrasi dan yang kembali terbilang rendah. Kemudian, lewat sistem penghitungan yang baru, terungkap bahwa tercatat ada tambahan 126.100 emigran dalam kurun 10 tahun terakhir.
Pada 2023, 39 persen dari emigran tercatat dari distrik-distrik kaya, termasuk Tel Aviv dan wilayah tengah, sementara 28 persen dari Haifa dan utara Israel, dan 15 persen dari daerah selatan Israel. Bahkan Yerusalem berkontribusi 13 persen dari total emigran keluar Israel, dan Yudea dan Samarian menyumbang 5 persen.
Jumlah emigran melonjak pada musim panas Eropa tahun ini, dengan rata-rata 5.200 warga meninggalkan Israel setiap bulannya pada lima bulan pertama 2024. Angka itu meningkat menjadi 7.300 emigran pada Juni dan Juli. Pada Agustus, sebanyak 20.500 warga Israel yang biasa bepergian keluar negari tercatat kembali.