Selasa 15 Oct 2024 07:56 WIB

Biden Perintahkan Kirim Antirudal Canggih untuk Israel, AS Sengaja Ingin Timteng Membara?

Dephan AS memastikan mengirim kesatuan senjata pertahanan udara beserta personelnya.

Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat rudal yang ditembakkan Iran, di Israel, Ahad (14/4/2024).
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel diluncurkan untuk mencegat rudal yang ditembakkan Iran, di Israel, Ahad (14/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Departemen Pertahanan Amerika Serikat memastikan akan mengirim kesatuan senjata pertahanan udara THAAD beserta sejumlah personel militer AS ke Israel. Juru bicara Pentagon, Pat Ryder menyatakan, langkah itu diambil atas perintah Presiden AS Joe Biden pada Ahad (13/10/2024).

"Atas arahan Presiden, Menteri Pertahanan Austin mengizinkan pengerahan THAAD, dan kru personel militer AS terkait, ke Israel untuk membantu pertahanan udara Israel," kata juru bicara Pentagon (markas Dephan AS) itu.

Baca Juga

Langkah AS itu, menurut jubir, diputuskan setelah Iran melakukan serangan tak terduga ke Israel pada 13 April dan 1 Oktober. Pengiriman paket senjata itu ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara Israel guna melindungi warga Israel dari serangan rudal balistik Iran, kata Ryder menambahkan.

AS dalam beberapa bulan terakhir ini membuat penyesuaian pada kebijakan militernya. Washington diperkirakan akan mengirim sekitar 100 tentara ke Israel untuk mengoperasikan kesatuan THAAD (Terminal High-Altitude Area Defense), menurut informasi teknis THAAD yang didapat Sputnik.

Setiap paket THAAD terdiri dari enam peluncur -- masing-masing berisi delapan peluru kendali -- yang dipasang pada kendaraan kargo, 48 rudal pencegat, serta 95 personel yang mengoperasikannya. Selain itu, satuan THAAD memiliki radar pengawasan bergerak dan radar pengendali, juga perangkat pengendali taktis dan komunikasi.

Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan 180 rudal balistik ke arah Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, dan komandan senior IRGC Abbas Nilforoushan. Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan bahwa pemerintahnya tidak berniat perang dengan Israel, tetapi akan menghadapi setiap ancaman dengan tegas.

Israel bersumpah akan merespons serangan tersebut pada waktu dan cara yang mereka tentukan sendiri. AS dan negara-sekutu lainnya mendesak Israel untuk merespons secara proporsional, di tengah kekhawatiran bahwa fasilitas minyak dan nuklir Iran mungkin menjadi target utama sehingga bisa memicu perang besar-besaran di kawasan.

Peringatan keras dari Iran..

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement