Selasa 15 Oct 2024 17:00 WIB

Metamorfosis BUMN: Dari Konglomerat Kaku Menuju Perusahaan yang Lincah dan Inovatif

Kementerian mengubah paradigma BUMN yang selama ini berjalan sendiri.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI
Foto: Republika/Thoudy Badai
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi menjadi kata kunci di balik peningkatan kontribusi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama ini. Wajah transformasi tergambar jelas dalam lima pilar prioritas Kementerian BUMN yang meliputi nilai ekonomi dan sosial, inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi, peningkatan investasi, serta pengembangan talenta.

Kementerian BUMN memulai aksi transformasi dengan mengurangi jumlah BUMN. Kuantitas atau jumlah perusahaan pelat merah yang banyak tak melulu sepadan dengan kualitas yang diharapkan. 

Baca Juga

Dalam lima tahun terakhir, jumlah BUMN mengalami perampingan signifikan, dari 142 BUMN pada 2019 menjadi 107 BUMN pada 2020, dan saat ini hanya tinggal 41 BUMN. Targetnya, jumlah BUMN hanya 30 perusahaan di masa mendatang. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari program restrukturisasi BUMN, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja BUMN.

Kementerian mengubah paradigma BUMN yang selama ini berjalan sendiri, bahkan bersaing satu sama lain, menjadi lebih berkolaborasi hingga terintegrasi. Kementerian BUMN menerapkan konsolidasi menyeluruh terhadap BUMN yang memiliki fokus bisnis serupa untuk berada dalam satu wadah yang sama dalam bentuk holding

Dalam periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kementerian berhasil membentuk holding farmasi, ultra mikro, jasa survei, pangan, pertahanan, pertambangan, hingga asuransi. Tak hanya itu, sejumlah restrukturisasi pun digalakkan dengan tingkat keberhasilan yang memuaskan seperti PT Garuda Indonesia.

Kementerian bisa membuktikan utang BUMN yang direstrukturisasi ini menjadi produktif. Jadi tidak sekadar restrukturisasi, memanjangkan cicilan bunga, tetapi ini tetap ditransformasi. 

Kementerian BUMN pun menggencarkan penyatuan atau merger sejumlah BUMN yang memiliki fokus bisnis serupa. Selain itu, merger juga akan diarahkan kepada BUMN-BUMN yang bergerak di sektor infrastruktur atau karya. Kementerian berkeyakinan konsolidasi menjadi salah satu kunci dalam memperbaiki tata kelola BUMN karya menjadi lebih efisien dan profesional.

Dampak positif restrukturisasi

Program restrukturisasi memberikan dampak positif bagi BUMN, termasuk PT Garuda Indonesia (Persero). Sempat mengalami turbulensi keuangan akibat kesalahan tata kelola di masa lampau hingga terpaan pandemi, Garuda mampu kembali bangkit dan terbang tinggi. 

Kesehatan keuangan Garuda tercermin dalam peringkat IdBBB dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) atas kemampuan kinerja perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang yang dikelolanya. Perolehan peringkat tersebut menunjukkan bahwa Garuda Indonesia memiliki outlook yang stabil serta kemampuan yang memadai untuk memenuhi komitmen jangka panjangnya.

photo
Pesawat Garuda Indonesia. - (Republika/Wihdan Hidayat)

"Capaian ini menunjukkan Garuda Indonesia sebagai emiten yang sehat, memiliki komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki outlook bisnisnya dan melaksanakan kewajibannya, dalam hal ini memenuhi janjinya kepada seluruh kreditur," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Irfan mengatakan Garuda Indonesia Group berhasil mencatatkan kinerja positif. Hal ini tercermin dengan raihan pendapatan usaha sebesar 711,98 juta dolar AS pada kuartal I 2024 atau tumbuh sebesar 18,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Irfan menyebut Garuda juga berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 251,99 juta dolar AS dan menyelesaikan pembayaran utang secara penuh kepada para kreditur dengan nilai utang hingga Rp 255 juta sesuai skema perjanjian perdamaian yang mendapatkan putusan homologasi pada tahun lalu. 

Keberhasilan restrukturisasi Garuda juga diikuti PT Waskita Karya. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan seluruh perbankan, baik BUMN hingga bank internasional telah menyetujui restrukturisasi utang Waskita.

"Kita sangat ingin proses penyehatan Waskita ini berjalan secara berkelanjutan dan kita punya rencana kerja yang diharapkan bisa memastikan dari kacamata bisnis, manajemen risiko, Waskita akan semakin baik ke depan," ucap Tiko.

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho  menyatakan, perseroan berkomitmen meningkatkan kinerja operasional dengan menyelesaikan proses restrukturisasi yang saat ini sedang berlangsung. Hal itu ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) antara Waskita Karya dengan 21 perbankan Himbara dan swasta pada September lalu.

Seperti diketahui, Waskita telah mendapat persetujuan dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas MRA 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,3 triliun. Pada kesempatan sama, perseroan juga berhasil mendapat persetujuan terkait Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) yang dilakukan oleh lima kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp 5,2 triliun.

“Kami berharap setelah penandatanganan itu dilakukan, perseroan dapat mencapai kestabilan keuangan dan dapat fokus melanjutkan program transformasi dan inovasi. Hal ini demi mewujudkan fundamental yang kuat dan menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” ujar pria yang akrab disapa Oho tersebut.

Dirinya menambahkan, persetujuan restrukturisasi perusahaan menjadi titik penting dalam akselerasi laju penyehatan perseroan. Dengan begitu, Waskita Karya dapat fokus menyelesaikan berbagai proyek yang saat ini tengah dikerjakan.

Waskita Karya, jelasnya, merupakan perusahaan kontraktor yang sudah lama berkontribusi signifikan terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dalam 10 tahun terakhir, perseroan telah menyelesaikan pembangunan 118 gedung, 23 jalan tol, 20 jalan nasional, 16 jembatan, 12 bendungan, serta 24 infrastruktur lainnya.

Khusus di jalan tol, kata Oho, Waskita berkontribusi hingga 1.000 kilometer (km) lebih dari 2.000 km total jalan tol yang dibangun Indonesia. Perseroan, lanjutnya, turut melakukan investasi pada 18 ruas tol yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera sepanjang 953 km.

Melihat kondisi perseroan saat ini, Oho melanjutkan, manajemen Waskita berkomitmen mengembalikan Waskita ke core business atau bisnis intinya sebagai kontraktor murni. Perusahaan pun akan fokus memaksimalkan kapabilitas, pengalaman, dan keahliannya untuk mengerjakan proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur, air, dan lainnya.

Sementara itu, PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) menegaskan komitmen untuk melakukan transformasi dan menciptakan bisnis baru yang tangible dan sustainable. Transformasi menjadi titik penting langkah IFG Life sebagai perusahaan asuransi jiwa baru di bawah holding asuransi, penjaminan, dan investasi milik pemerintah.

Direktur Keuangan IFG Life Ryan Diastana Firman mengatakan perseroan fokus melakukan transformasi terkait dengan model bisnis yang baru sekaligus menguatkan citra IFG Life sebagai sebuah brand. Sebagai perusahaan penerima mandat dari Pemerintah terkait program penyelamatan nasabah Jiwasraya, IFG Life berkomitmen menyelesaikan pengalihan polis serta bertanggung jawab atas pemberian layanan dan pembayaran manfaat polis nasabah eks Jiwasraya yang telah setuju mengikuti program restrukturisasi dan mengalihkan polisnya ke IFG Life.

Hingga saat ini transformasi masih terus berjalan dan perusahaan telah mencatat kinerja yang positif. Direktur Keuangan IFG Life Ryan Diastana Firman mengatakan pada semester I 2024, IFG Life mencatatkan pendapatan konsolidasi senilai Rp 3,3 triliun.

Masuknya Mandiri Inhealth sebagai anak perusahaan IFG Life juga menjadi katalis penting yang mendorong kinerja bisnis dan prospek pertumbuhan jangka panjang. “Akuisisi Mandiri Inhealth merupakan milestone penting dalam perjalanan IFG Life sebagai sebuah entitas bisnis yang memiliki visi sebagai perusahaan asuransi jiwa dan kesehatan terbaik di Indonesia,” ujar Ryan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement