Selasa 15 Oct 2024 16:59 WIB

Menag Apresiasi Program Beasiswa Santri Baznas

Menag memandang, beasiswa ini menjadi kado untuk Hari Santri 2024.

Ketua Baznas KH Noor Achmad (kiri) bersalaman dengan Menag Yaqut saat acara peluncuran Beasiswa Santri di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa  (15/10/2024).
Foto: dok kemenag
Ketua Baznas KH Noor Achmad (kiri) bersalaman dengan Menag Yaqut saat acara peluncuran Beasiswa Santri di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyambut baik program Beasiswa Santri yang dirilis Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Bantuan pendidikan itu akan menyasar sebanyak 10 ribu santri. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pemberian beasiswa ini bertepatan dengan momen menyambut Hari Santri 2024 yang jatuh pada 22 Oktober mendatang.

"Beasiswa ini menjadi kado bagi Hari Santri 2024. Dan semoga LAZ lainnya bisa mengikuti," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Lembaga Amil Zakat (LAZ) 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Baca Juga

Ia mengajak Baznas maupun lembaga-lembaga amil zakat (LAZ) lainnya untuk terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah. Kemenag, misalnya, menerbitkan peraturan menteri agama (PMA) yang mendukung tumbuhnya LAZ di Tanah Air. Harapannya, dunia zakat di Indonesia kian lebih baik.

"PMA terkait perzakatan sudah membuka lebar-lebar perizinan bagi LAZ. Potensi zakat diharap bisa dimaksimalkan dengan baik untuk kemaslatan umat," kata sosok yang akrab disapa Gus Yaqut itu.

Ia menambahkan, dana tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) dari berbagai BUMN dapat mencapai Rp 13 triliun per tahun. Ini, lanjutnya, semestinya bisa disinergikan dengan Baznas.

"Ke depannya, saya kira Baznas bisa bekerja sama dengan BUMN melalui CSR-nya. Jika ini dikelola melalui Baznas dan LAZ, dipastikan dapat dipertanggungjawabkan," ujar Gus Yaqut.

Kemenag dan Baznas telah membentuk gugus tugas (taskforce) yang berfungsi mengoptimalkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) serta menyalurkannya sesuai peruntukan. Taskforce ini juga berupaya meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi untuk pengumpulan ZIS.

"Kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Para generasi muda yang menguasai teknologi bisa diberdayakan untuk layanan keagamaan yang mudah," tegas Gus Yaqut.

Ketua Baznas KH Noor Achmad mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali menggelar beasiswa untuk kaum santri. Pada tahun ini, Baznas menarget sebanyak 10 ribu santri.

"Beasiswa ini untuk santri yang mau masuk perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri. Syukur-syukur, ke depannya bisa menjadi 50 ribu (penerima) beasiswa santri Baznas," ujar Kiai Noor Achmad.

Ia juga mengapresiasi dukungan Kemenag untuk meningkatkan dunia zakat di Tanah Air. Sejak empat tahun terakhir, Baznas sudah mengeluarkan sekira 186 rekomendasi LAZ. Tujuannya, potensi tiap ZIS dapat terus digali dan dikembangkan.

"Nanti LAZ (level) nasional, baik yang ormas ataupun non-ormas, bisa bekerja sampai ke bawah. Ini harapan kami," kata Kiai Noor.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement