Rabu 16 Oct 2024 06:43 WIB

Cedera Buat Liga-Liga Top Eropa Habiskan Rp 12 Triliun Musim Lalu, Liga Primer Paling Rugi

Sebuah cedera terjadi setiap 92 menit di lima liga top Eropa.

Gelandang Manchester City Jack Grealish terkapar akibat cedera pangkal paha.
Foto: EPA-EFE/Liselotte Sabroe
Gelandang Manchester City Jack Grealish terkapar akibat cedera pangkal paha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemain di Bundesliga Jerman paling sering mengalami cedera di antara lima liga domestik teratas Eropa. Namun Liga Primer Inggris menanggung biaya paling besar terkait cedera, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (15/10/2024), dikutip Reuters.

Edisi keempat dari perusahaan asuransi Howden's Men's European Football Injury Index memetakan tren peningkatan cedera yang tercatat di Liga Primer, Bundesliga, La Liga, Ligue 1, dan Serie A dengan total 4.123 selama musim 2023/24. Jumlah meningkat 4 persen dari musim 2022/23 dan 37 persen lebih banyak dari musim 2020/21.

Baca Juga

Cedera membuat klub-klub harus mengeluarkan biaya sebesar 732 juta euro (Rp 12 triliun) pada musim lalu untuk gaji pemain yang absen. Sejak edisi pertama laporan ini pada tahun 2020-21, telah terjadi 14.292 cedera di liga-liga top Eropa, yang membuat klub-klub harus mengeluarkan biaya sebesar 2,3 miliar euro (Rp 39 triliun) untuk gaji para pemain.

Laporan ini hadir seiring ancaman protes dari pemain atas jadwal padat agenda sepak bola yang meingkatikan risiko cedera pemain. Pada Senin, serikat pemain sepak bola FIFPRO Eropa dan liga-liga domestik memperingatkan bahwa para pemain dapat terdorong untuk melakukan aksi mogok.

 

James Burrows, Kepala Olahraga di Howden, mengatakan bahwa data tersebut menggarisbawahi tuntutan fisik yang terus meningkat terhadap para pemain.

“Ketika kepadatan jadwal pertandingan semakin meningkat dengan kompetisi yang diperluas di dalam dan luar negeri, kami melihat lebih banyak pemain yang absen untuk waktu yang lebih lama, dengan peningkatan biaya cedera sebesar 5 persen pada musim ini saja,” katanya.

Laporan Howden menyoroti peningkatan yang mengkhawatirkan dalam tingkat keparahan cedera pada pemain Liga Primer yang berusia di bawah 21 tahun dengan setiap cedera setara dengan rata-rata 44 hari absen, naik dari 26,5 pada musim 2022/23.

Cedera lutut di semua kelompok usia mencapai titik tertinggi baru dengan 367 di seluruh liga top musim lalu, yang membuat klub-klub harus mengeluarkan biaya sebesar 141 juta euro (Rp 2,39 triliun).

Secara keseluruhan musim lalu, sebuah cedera terjadi setiap 92 menit di lima liga, membuat tim harus mengeluarkan biaya rata-rata 172.975 euro (Rp 2,9 miliar) per pertandingan. Klub-klub Bundesliga mengalami cedera setiap 52 menit dengan Darmstadt mengalami cedera setiap 33 menit.

Borussia Moenchengladbach hanya menjadi tim kedua yang mencatatkan lebih dari 100 cedera dalam satu musim sejak pertama kali laporan ini diterbitkan.

Jumlah total cedera di Liga Primer sebenarnya turun dari 944 pada 2022/23 menjadi 915 pada 2023-24, meskipun liga kasta tertinggi Inggris menyumbang 44 persen dari biaya cedera di lima liga musim lalu. Cedera musim lalu membuat klub-klub Liga Primer harus mengeluarkan biaya sebesar 318 juta euro (Rp 5,39 triliun), dibandingkan dengan 142 juta Euro (Rp 2,4 triliun) di La Liga.

Manchester United memiliki angka biaya cedera tertinggi di Liga Primer musim lalu dengan 39 juta euro (Rp 661 miliar) yang dibayarkan kepada para pemain yang tidak bisa bermain karena 75 cedera. Newcastle United adalah tim yang paling banyak mengalami cedera dengan 76 cedera.

Bayern Munchen mengalami 96 cedera di Bundesliga musim lalu yang membuat mereka harus mengeluarkan biaya sebesar 39 juta euro (Rp 661 miliar), sedangkan sang juara Bayer Leverkusen hanya mengalami 36 cedera, dengan biaya sebesar 3,45 juta euro (Rp 58,5 miliar).

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement