REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pusat Pelatihan dan Pendidikan Halal Indonesia (IHATEC) menggelar acara Penganugerahan Top Halal Award (THA) 2024 dengan tema “Building Halal Brand to Capture Global Market” di Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2024). Dari ribuan merek yang diukur, sekitar 300 merek berhasil meraih predikat Top Halal. Namun, hanya 52 produk Indonesia yang meraih penghargaan THA 2024.
Direktur IHATEC Marketing Research, Evrin Lutfika mengatakan, penganugrahan ini bertujuan untuk mengapresiasi merek-merek halal yang top di kalangan konsumen Indonesia. Menurut dia, THA 2024 merupakan bentuk penghargaan kepada perusahaan dengan citra halal terbaik yang dinilai berdasarkan hasil survei Top Halal Index oleh IHATEC Marketing Research.
Survei ini dilakukan di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Balikpapan dengan melibatkan 1.700 responden yang sebagian besar dari kalangan milenial, terdiri dari 87 persen responden muslim dan 13 persen responden non-muslim.
"Jadi penghargaan ini bukan kami yang menilai, tapi berdasarkan hasil survei Top Halal Index, yang total responden adalah 1.700 responden di enam kota besar di Indonesia," ujar Evrin saat ditemui dalam acara THA 2024 di Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2024).
Untuk kategorinya sendiri, menurut dia, tahun ini ada 120 kategori produk yang meliputi makanan dan minuman, kosmetik, toiletries, restoran, dan wisata ramah muslim. Melalui survei ini, kata dia, ditemukan bahwa halal menjadi faktor pertimbangan terpenting bagi responden dalam menentukan pembelian di kategori makanan dan minuman serta restoran/cafe.
Namun, untuk kategori kosmetik, kehalalan belum menjadi faktor utama. Kualitas menduduki posisi teratas, dengan 28,8 persen responden menyebutkan kualitas sebagai faktor paling penting dalam pembelian produk kosmetik.
Hasil riset menunjukkan bahwa untuk produk makanan/minuman serta restoran/kafe, halal menjadi faktor terpenting dalam pertimbangan pembelian. Sebanyak 32 persen konsumen menyatakan akan beralih ke produk lain jika produk yang diinginkan tersebut belum berlabel halal, sementara 95 perseb konsumen setuju bahwa produk dengan label halal pasti mengandung kebaikan. Selain itu, 64 persen konsumen bersedia membayar lebih untuk produk halal.
Dalam survei Top Halal Index 2024 mengenai sikap dan persepsi konsumen terhadap produk halal, juga terdapat informasi menarik tentang perilaku konsumen. Responden diminta untuk memberikan pendapat mereka tentang sikap terhadap produk makanan dan minuman yang belum memiliki label halal.
“Sebanyak 32,2 persen responden menyatakan akan beralih ke makanan dan minuman lain yang telah berlabel halal. Hal ini menunjukkan bahwa kehalalan menjadi faktor pertimbangan utama. Dari sudut pandang konsumen, mereka juga cenderung berpikir ulang sebelum membeli produk makanan dan minuman yang belum berlabel halal,” jelas Evrin.
Uniknya, sebanyak 64 perden responden bersedia membayar lebih untuk produk yang bersertifikat halal dibandingkan dengan produk serupa tanpa label halal. Hal ini menunjukkan bahwa label halal memberikan nilai tambah (added value) pada suatu produk.
Selain itu, label halal juga mendapat respons positif dari responden, yang banyak di antaranya menganggap bahwa produk halal tidak hanya berkualitas, tetapi juga higienis, sehat, mengandung kebaikan, dan diminati.
Lebih lanjut, hasil survei juga memperlihatkan bahwa dari empat kategori produk (Makanan & Minuman, Personal Care & Home Care, Beauty Product & Skin Care, dan Restoran), kategori Makanan dan Minuman dianggap penting dan sangat penting dicantumkan label halal dengan persentase 94,4 persen.
Kemudian, di urutan kedua adalah kategori Restoran dengan persentase 93,7 persen. Sedang Personal Care & Home Care di urutan ketiga dengan persentase mencapai 91,9 persen. Sementara Beauty Product & Skin Care mencatat 87,2 persen.
“Bagi perusahaan yang bergerak di sektor PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga) atau Personal Care & Home Care, ternyata responden menilai label halal sangat penting. Meskipun kewajiban halal belum berlaku tahun ini, namun perusahaan dapat mulai mempersiapkan sertifikasi halalnya sejak sekarang,” jelas Evrin.
Sementara itu. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi atas terselenggaranya Top Halal Award (THA) 2024. Menurut diq kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi halalpreneur serta menjadi momentum bersama dalam memajukan industri halal Indonesia dan mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia.
Sandiaga menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi halal dan kapasitas di berbagai industri halal, seperti makanan dan minuman halal serta pariwisata halal. Pengembangan ekonomi halal akan membantu Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan lapangan kerja.
“Untuk terus mendukung para pelaku industri halal dan terwujudnya visi Indonesia menjadi produsen halal terkemuka di dunia diperlukan strategi kolaborasi yang efektif, inovatif, dan berkelanjutan melalui upaya-upaya, seperti mendorong business matching, industri hulu dan hilir, perluasan akses pasar, serta dukungan ekspor produk,” kata Sandiaga.