REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia kembali mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menerbangkan 28,333 ton bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Sudan, Yaman, dan Palestina.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya mengoperasikan penerbangan kemanusiaan dengan membawa 28,333 ton bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan logistik, di antaranya obat-obatan, hygiene kit, makanan bayi, hingga tenda pengungsian
"Yang diperuntukkan bagi masyarakat Sudan, Yaman, dan Palestina sebagai wujud dukungan Indonesia kepada korban konflik di Palestina dan Sudan, serta korban banjir bandang di Yaman," kata Irfan dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa penerbangan kemanusiaan tersebut diberangkatkan dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Selasa (15/10) dini hari pukul 00.05 WIB menuju Bandara Internasional Fujairah, Uni Emirat Arab.
Penerbangan itu menggunakan armada Airbus A330-300 bernomor penerbangan GA-7720 dan dijadwalkan akan tiba pukul 05.15 waktu setempat, untuk kemudian melanjutkan pendistribusian ke berbagai wilayah yang dituju.
Menurut Irfan, pengoperasian penerbangan itu menjadi salah satu representasi komitmen Garuda Indonesia sebagai national flag carrier untuk senantiasa hadir menjadi pilar dari Pemerintah Indonesia.
"Termasuk dalam menyampaikan dukungan perhatian serta aksi solidaritas masyarakat Indonesia khususnya kepada para korban di ketiga negara tersebut,” ungkap Irfan.
Ia menuturkan bahwa kelancaran proses pengiriman bantuan tersebut tentunya tidak terlepas dari peran serta oleh berbagai pihak, guna memastikan prosedur perizinan pengiriman logistik secara internasional telah terpenuhi dengan baik sehingga aspek keamanan dan keselamatan penerbangan kemanusiaan dapat tercapai secara optimal.
“Kolaborasi antarpihak ini menjadi cerminan atas soliditas yang kuat terutama dalam mewujudkan misi kemanusiaan Indonesia termasuk kiranya dapat semakin memperkuat hubungan bilateral antara masing-masing negara tersebut,” kata Irfan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan bahwa jumlah korban meninggal seperti di Gaza (Palestina) tercatat lebih dari 42 ribu orang.
"Kita ketahui hingga saat ini, korban meninggal di Gaza (Palestina) sudah lebih dari 42 ribu orang. Sementara di Yaman korban banjir mencapai 268 ribu orang, dan sebanyak 8,1 juta warga Sudan mengalami internal displacement (pengungsian internal)," kata Retno.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan Pemerintah Indonesia menyiapkan bantuan tersebut untuk meringankan dampak warga negara sahabat yang mengalami krisis kemanusiaan akibat bencana alam maupun kondisi geopolitik di wilayah setempat.
Muhadjir berharap beban korban bencana dan krisis kemanusiaan di negara sahabat tersebut dapat menjadi lebih ringan melalui bantuan yang diterbangkan oleh Garuda Indonesia.
"Ini sekaligus lebih mengukuhkan peran Indonesia di kancah internasional dalam mendesak terciptanya perdamaian antarbangsa dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," katanya.
Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, dirinya ikut mengawal delegasi bantuan kemanusiaan untuk ke Yaman. Sebab Indonesia baru pertama kali mengirimkan bantuan ke negara tersebut.
"Pengiriman bantuan kemanusiaan kepada negara sahabat ini merupakan pengiriman yang ke-14 dalam kurun dua tahun terakhir. Mudah-mudahan bantuan ini dapat meringankan penderitaan yang sedang dialami oleh saudara-saudara kita di Yaman, Sudan, dan Palestina,” kata Suharyanto.