Kamis 17 Oct 2024 13:25 WIB

Warga Israel Berbondong-bondong Kabur, Alquran Sudah Ungkap Watak Asli Mereka

Yahudi Berbondong-bondong tinggalkan Israel

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.
Foto: AP/Ariel Schalit
Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM- Sebuah laporan terbaru surat kabar berbahasa Inggris yang diterbitkan dari Yerusalem yang diduduki, Jerusalem Post mengungkapkan bahwa Israel sedang menyaksikan emigrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Peristiwa ini mengingatkan kita tentang karakter Yahudi yang sebenarnya, yaitu penakut, pesimis, tamak terhadap dunia, dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 112, Allah SWT berfirman:

Baca Juga

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ  ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ

Duribat 'alaihimuż-żillatu aina mā ṡuqifū illā biḥablim minallāhi wa ḥablim minan-nāsi wa bā`ụ bigaḍabim minallāhi wa ḍuribat 'alaihimul-maskanah, żālika bi`annahum kānụ yakfurụna bi`āyātillāhi wa yaqtulụnal-ambiyā`a bigairi ḥaqq, żālika bimā 'aṣaw wa kānụ ya'tadụn

"Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan kesengsaraan ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas." 

Terkait ayat tersebut, dalam Tafsir Tahlili Kemenag dijelaskan bahwa dengan kekafiran dan keingkaran para Ahli Kitab (Yahudi), serta tindak tanduk mereka yang keterlaluan memusuhi umat Islam dengan berbagai cara dan usaha, Allah menimpakan kehinaan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali bila mereka tunduk dan patuh kepada peraturan dan hukum Allah dengan membayar jizyah, yaitu pajak untuk memperoleh jaminan keamanan (ḥabl min Allah) dan mereka memperoleh keamanan dari kaum muslimin (habl min al-nas).

Tetapi hal itu tidak dapat mereka laksanakan dalam pergaulan mereka dengan Nabi dan para sahabatnya di Madinah, bahkan mereka selalu menentang dan berusaha melemahkan posisi kaum Muslimin dan tetap memusuhi Islam. Karena itu mereka mendapat kemurkaan Allah, ditimpa kehinaan dan terusir dari Madinah.

Mereka ditimpa kehinaan menjadi kaum yang penakut. Dalam surat Al-Maidah juga telah digambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

قَالُوْا يٰمُوْسٰٓى اِنَّا لَنْ نَّدْخُلَهَآ اَبَدًا مَّا دَامُوْا فِيْهَا ۖفَاذْهَبْ اَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَآ اِنَّا هٰهُنَا قٰعِدُوْنَ 

Artinya: "Mereka berkata, “Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja.” (QS Al Maidah [5]: 24). 

Dalam tujuh bulan...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement